“Bye Rian, love you…”
Rin menutup teleponnya. Saat ini dia sedang sangat bahagia. Tapi di sisi lain dia juga penasaran,
Siapa yang tadi miss call?
Rin kembali membuka ponselnya untuk mencari tahu siapa yang tadi miss call. Dan… sederetan angka tanpa nama tampil,
Siapa ini? Aku nggak kenal dia tapi nomer ini kaya’nya aku tau…
Lama dipandanginya nomor tersebut, nomor yang tidak ada di phonebooknya,
Apa aku telepon aja ya? Barangkali ada sesuatu yang penting…
Rin bimbang…
Tapi ini sudah malam.
Tapi gimana kalo ada hal penting?
Apa aku tunggu aja sebentar lagi?
Pada akhirnya gadis itu kemudian mengambil keputusan untuk mengirim pesan ke nomor tersebut,
“Malam, ini siapa? Maaf, tadi aku nggak denger bunyi telepon.”
Rin menunggu. Semenit. Lima menit. Sepuluh menit. Setengah jam.
Hah! Mungkin telepon iseng atau nyasar. Sebaiknya aku tidur.
Tepat pada saat itu ponselnya berbunyi memberi tanda ada satu pesan masuk.
Dari nomer yang tadi!
Ketika membaca pesan tersebut, wajah Rin pucat! Hampir saja dia melempar ponselnya karena terkejut!
Mau apa lagi kamu?!
Dia sama sekali tidak menduga akan mendapat pesan seperti itu.
“Aya. Ini aku.”
Isi pesan tersebut sangat singkat tapi cukup bagi Rin untuk mengetahui siapa si pengirim pesan. Hanya satu orang yang memanggil dirinya dengan “Aya” yang merupakan kependekan dari nama depannya, “Cahaya”.
Tama!
(Bersambung)
Saat Rin sedang diterpa kebahagiaan, Tama datang lewat sebuah pesan singkat. Apakah kehadiran Tama akan mengulang kembali kisah pahit yang pernah dialami Rian? Sementara itu, Niko akhirnya tahu di mana Lintang tinggal, dan dia bermaksud menceritakan peristiwa dua tahun lalu tersebut dari sudut pandangnya. Apakah pada akhirnya Niko berhasil menemui Lintang? Ikuti chapter berikutnya saat Rian, Rin, dan Lintang terjebak konflik batin karena kisah masa lalu masing-masing
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!