Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Faiz & Aida #1 : Kenangan di Kota Kecil

3 Juli 2014   20:06 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:38 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sudah umur segini masih belum bisa naik sepeda...

Membayangkan hal itu saja sudah membuat aku ingin tertawa keras-keras, tapi aku tahan sekuat mungkin.  Saking kuatnya, wajahku jadi tampak aneh.  Dan Mina tahu itu.


“Iz!” seru Mina, tangannya bersiap memukulku.

Aku pun buru-buru kabur meninggalkan mereka berdua sambil melepaskan tawa yang dari tadi kutahan.  Tanpa sadar aku mengambil sepotong kecil tebu dan memasukkannya ke mulutku, menghisap potongan kecil tebu itu, merasakan rasa manis menjalari lidah dan kerongkonganku.


Eh?

Kemudian aku tersadar bulan apa ini..


“HUAAA!”

* * *

5 tahun kemudian…


“Kamu yakin, Iz?”

Mina memandangku tak percaya.  Dia mengulangi pertanyaannya,


“Kamu yakin mau kuliah di Jakarta?”

Aku mengangguk mantap.


“Tapi… kenapa? ” tanyanya, “Di sini ‘kan ada kampus yang lumayan bagus.”


“Simpel,” jawabku, “Aku ingin melihat ibukota.  Aku ingin tahu seperti apa rasanya tinggal di Jakarta dan jadi orang Jakarta.”

Mina menggeleng-gelengkan kepalanya.


“Kamu kehilangan ‘kan?  Kamu kehilangan dia?” desahnya.


“Siapa?” tanyaku tak mengerti.


“Jangan pura-pura, Faiz.  Aku tau kamu kehilangan Aida.”

Aku terkesiap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun