Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Faiz & Aida #4 : Doa yang Terkabul

23 Juli 2014   14:02 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:29 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14060719461328315523


Aku menunjukkan kertas yang diberikan Om Wid pada gadis tersebut,

“Alamat ini bener di sini?”


Ia sejenak membaca alamat yang tertera dan mengangguk.

Syukurlah!  Sekarang pertanyaan kedua...

“Hm... apa bener Aida tinggal di sini?”


Mendengar pertanyaanku barusan, gadis cantik yang saat ini mengenakan kaos merah dengan batas lengan di bawah ketiak dan celana sebatas paha berbahan jeans itu memandangku penuh tanya.

“Aa siapanya?”


Dalam hati aku merasa lega.  Pertanyaan tadi semakin menegaskan bahwa aku tidak salah alamat.

“Saya Faiz dari Tegal.  Saya kenal Aida dari teman saya di kampung, namanya Mina,” jawabku.


Mendengar nama ‘Mina’, wajah sang gadis berubah cerah.  Dia hendak mengatakan sesuatu ketika terdengar suara dari dalam rumah,

“Lia, siapa itu?”


Gadis yang ternyata bernama Lia itu tersenyum dan memintaku menunggu di teras.

“Sebentar ya,” ujarnya kemudian bergegas masuk ke dalam rumah.

* * *

“Faiz, apa kabar?  Gimana kabar Mina?”


Aku sudah berada di dalam rumah.  Rupanya Lia tadi memanggil Tante Dian - mamanya Aida - istri Om Wid.  Beruntung Tante Dian masih mengenaliku padahal kami sudah lama tak berjumpa.

“Baik, Tante.  Tante sendiri gimana kabarnya?” aku balik bertanya.


Tante Dian tertawa ramah.  Tubuhnya sekarang agak kurus, jauh berbeda dengan ingatanku dulu tentang beliau.

“Seperti yang kamu liat, Tante sekarang lagi diet makanya nggak segemuk dulu hahaha...”
Tante masih ceria seperti dulu, pikirku lega.
“Tapi Tante nggak nyangka kamu bisa ke sini,” ujar Tante Dian, “Apa Mina atau orangtuanya yang ngasih tau?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun