Mohon tunggu...
Ryan M.
Ryan M. Mohon Tunggu... Editor - Video Editor

Video Editor sejak tahun 1994, sedikit menguasai web design dan web programming. Michael Chrichton dan Eiji Yoshikawa adalah penulis favoritnya selain Dedy Suardi. Bukan fotografer meski agak senang memotret. Penganut Teori Relativitas ini memiliki banyak ide dan inspirasi berputar-putar di kepalanya, hanya saja jarang diungkapkan pada siapapun. Professional portfolio : http://youtube.com/user/ryanmintaraga/videos Blog : https://blog.ryanmintaraga.com/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ada Cinta #6 : Murid Baru yang Cantik

23 September 2014   13:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:51 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13994778751585332560

Cerita Sebelumnya :

Novan merasa ada sesuatu yang aneh pada diri Nay.  Benarkah Nay teman masa kecilnya dan Angga?  Kenapa Nay tidak bisa mengingat satu pun kenangan masa kecilnya?  Apa karena amnesia yang dialaminya?  Rasa penasaran Novan semakin kuat saat ia mengingat masa kecilnya dan yakin bahwa 'si tomboy' teman mereka bernama Nayra - bukan Nayla.


CHAPTER 6

Bel masuk sekolah sudah berbunyi.  Hari ini semester baru di SMU Negeri 13 dimulai.  Dengan diantar Mas Paijo salah seorang staf Tata Usaha, Nay melangkahkan kaki ke kelas barunya.

XII.MIA.1, jadi di sini kelasku.

Angga di MIA.3, berarti aku nggak sekelas sama Angga...


Mas Paijo mengetuk pintu kelas dan berbicara sejenak dengan guru yang sedang bertugas mengajar pagi ini - pak Irsani.  Beliau memandang Nay dan mengangguk-angguk.

“Anak-anak,” katanya, “Mulai hari ini ada murid baru di sini.”


Diikuti pandangan seisi kelas, Nay berjalan dengan kepala tertunduk ke arah pak Irsani.

“Nah, kenalkan dirimu,” sapa guru Sastra tersebut pada Nay.


Dengan mengumpulkan segenap keberaniannya, gadis berambut panjang tersebut memperkenalkan dirinya.

“Selamat pagi, teman-teman,” sapanya yang segera dijawab oleh seisi kelas.

“Nama saya Nay, lengkapnya Astrid Kissa Nayla.  Saya dari Jakarta...”


Pandangan seisi kelas saat ini tertuju pada Nay - tak terkecuali Novan, rupanya mereka sekelas.

Astrid Kissa Nayla, batin Novan.

Kenapa namanya mirip sama Nayra?

Sebenarnya Nayla ini siapa?


Lamunan Novan terputus oleh suara pak Irsani.

“Nah Nayla, kamu duduk di sebelah sana ya,” guru tersebut menunjuk bangku di sebelah kiri depan Novan.  Novan berinisiatif menunjukkan bangku yang dimaksud pak Irsani.

“Ya, Pak.  Terimakasih,” sahut Nay.


Meski dalam hatinya agak terkejut melihat Novan ternyata ada di kelas yang sama, saat ini Nay tak bisa berbuat apa-apa.  Ia melangkah menuju kursinya diikuti pandangan Novan.

Mereka berpandangan sejenak dan tersenyum.

“Hai, tomboy,” sapa Novan, “Welcome back ya.”

“Thanks, Van,” ujar Nay.

* * *

Jadi Nay sekelas sama Novan ya...


Saat ini kelas Angga sedang ramai dengan berita adanya murid baru yang cantik pindahan dari Jakarta.  Seperti biasa, beberapa murid laki-laki menyayangkan kenapa murid baru itu tidak berada di kelas mereka.

“Angga!  Kamu udah tau belum kalo di MIA.1 ada murid baru,” tutur seorang temannya, “Anaknya cantik, rambutnya panjang.  Namanya...”

“Namanya Nay,” potong Angga, “Aku udah tau kok.”


Ada rasa bangga dalam hati Angga karena dirinya sudah lama mengenal Nay - gadis cantik teman masa kecilnya yang saat ini jadi bahan perbincangan teman-teman sekelasnya.

Tapi aku agak gimana juga juga sih dia sekelas sama Novan...

Seandainya di sini, sekelas sama aku...

* * *

Nggak keliatan!


Novan yang penasaran terus berusaha mencuri pandang, mencari tahu apa ada bekas luka bakar di lengan kanan Nay, tapi sampai sejauh ini upayanya belum membuahkan hasil.

Apa bekas lukanya sudah ilang?

Atau...


Novan memutuskan untuk tetap berusaha mencari tahu.

* * *

Saat ini jam istirahat pertama...

Di hari pertamanya bersekolah di sini, Nay celingukan di depan kelas XII.MIA3, mencari Angga.  Beberapa murid laki-laki yang melihat Nay berebutan menghampiri gadis tersebut.

“Kamu murid baru itu ya?”

“Kenalan dong!”

“Coba kamu di kelas ini...”

“Kamu nyari siapa?  Nyari aku?”


Dalam sekejap Nay sudah dikerubuti beberapa murid laki-laki teman sekelas Angga yang ingin berkenalan dengannya, sementara beberapa murid perempuan tampak mencibir ulah mereka sambil tertawa meledek.

“Hah, dasar cowok,” cetus Putri, “Kalo ada cewek cakep aja jadi pada sok peduli.”

"Emang, pada nggak bisa liat cewek cakep," timpal Septi sambil terus menyantap pisang goreng kesukaannya.

“Nay!” tiba-tiba terdengar suara Angga.


Mendengar suara itu, Nay menoleh dan langsung menghampiri Angga.

“Kamu ngapain ke sini?” tanya Angga heran.

“Nggak ada apa-apa, aku cuma pengen tau kelasmu aja,” jawab Nay sambil tersenyum.

“Ooo.  Nah, gimana kelasmu?  Kamu di MIA.1 ya sekelas sama Novan.”


Melihat Angga yang tampak begitu akrab dengan Nay membuat teman-teman sekelasnya keheranan.  Salah seorang di antara mereka tidak bisa menahan rasa penasarannya dan segera menghampiri kedua remaja tersebut.

“Ngga,” panggilnya, “Kamu udah kenal sama Nay?”

“Kenalkan,” sahut Angga dengan bangga, “Kissa Nayla, teman masa kecilku.”


Mendadak kelas MIA.3 menjadi gaduh mendengar pengakuan Angga barusan.

“Wooh!  Untung banget kamu, Ngga!”

“Kenapa bukan aku sih yang jadi teman kecilnya Nay?”

“Angga curang!  Nyolong start duluan!”

“Angga!  Walau teman, untuk soal Nay kita jadi saingan nih!”


Angga hanya senyum-senyum, sementara Nay terlihat salah tingkah.

Ryan, seorang lagi teman Angga menghampiri Nay,

“Nay, kamu tinggal di mana?  Pulang sekolah nanti mau aku anter?”


Nay tersenyum manis, senyum yang membuat si penanya merasa terbang ke awang-awang.

“Makasih, tapi keliatannya aku bakal barengan sama Angga tiap hari.  Kebetulan aku tinggal di rumah orangtuanya.”


Kelas kembali gaduh.

“Hei!” teriak Angga, “Aku nggak serumah sama dia lho.  Kami tinggal bersebelahan, jangan salah paham!”

“Tetep aja kamu deket sama dia!” teman-temannya berseru.

“Dunia nggak adil!”

“Tinggalnya deketan, berangkat sama pulang barengan.  Aku iriii!”

“Ngga, aku bakal sering main ke rumahmu nih!”


Angga tertawa puas penuh kemenangan menyaksikan kekecewaan dan mendengar protes teman-temannya, sementara Nay yang berdiri di sampingnya tertawa kecil.

Di depan kelas XII.MIA.1, Novan memandang mereka berdua dengan sorot mata yang sulit ditebak.

(Bersambung)

Mengenal Nay sebagai teman masa kecilnya membuat Angga bangga ketika gadis cantik itu jadi bahan perbincangan.  Apakah hubungan Angga dan Nay akan semakin dekat?  Bagaimana dengan Novan yang masih penasaran untuk mencari tahu siapa Nay.  Di chapter berikutnya, Novan mengirim sebuah pesan pada Nay!  Pesan apa?

“Ada Cinta”, terbit dua kali dalam seminggu, Selasa dan Jumat…

Ada Cinta #7 : Sebuah Ajakan |   Ada Cinta #1 : Siapa gadis Itu?


Sumber gambar : wallsave.com
Tulisan ini masuk kategori “Fiksi” dan dipublish pertamakali di www.kompasiana.com, copasing diizinkan dengan mencantumkan URL lengkap posting di atas atau dengan tidak menghapus/mengedit amaran ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun