“Angga curang! Nyolong start duluan!”
“Angga! Walau teman, untuk soal Nay kita jadi saingan nih!”
Angga hanya senyum-senyum, sementara Nay terlihat salah tingkah.
Ryan, seorang lagi teman Angga menghampiri Nay,
“Nay, kamu tinggal di mana? Pulang sekolah nanti mau aku anter?”
Nay tersenyum manis, senyum yang membuat si penanya merasa terbang ke awang-awang.
“Makasih, tapi keliatannya aku bakal barengan sama Angga tiap hari. Kebetulan aku tinggal di rumah orangtuanya.”
Kelas kembali gaduh.
“Hei!” teriak Angga, “Aku nggak serumah sama dia lho. Kami tinggal bersebelahan, jangan salah paham!”“Tetep aja kamu deket sama dia!” teman-temannya berseru.
“Dunia nggak adil!”
“Tinggalnya deketan, berangkat sama pulang barengan. Aku iriii!”
“Ngga, aku bakal sering main ke rumahmu nih!”
Angga tertawa puas penuh kemenangan menyaksikan kekecewaan dan mendengar protes teman-temannya, sementara Nay yang berdiri di sampingnya tertawa kecil.