-Novan-“
Gadis itu terdiam sejenak.
Novan mau ngomong soal apa?
Ia mengambil bolpoinnya dan menuliskan sesuatu di remasan kertas tersebut, kemudian melemparkannya kembali pada Novan.
“Maaf aku nggak bisa, gimana kalo jam istirahat kedua?”
Novan memandang Nay dan mengacungkan ibu jarinya sebagai tanda setuju.
* * *
Ami gelisah!
Aku ini kenapa?
Saat ini ia benar-benar merasa kehilangan.
Ia kehilangan Angga yang biasa mampir ke perpustakaan - bukan untuk membaca buku, melainkan hanya untuk mengajaknya ke kantin, ke lapangan olahraga, atau sekadar duduk-duduk di bangku taman. Ia juga kehilangan Angga yang sengaja menunggunya di tempat parkir hanya untuk pulang bareng.
Ami menghela nafas.
Angga...Ternyata memang benar, ‘sesuatu’ akan terasa begitu berharga di saat ‘sesuatu’ itu sudah meninggalkan kita.
Ami membuka ponselnya, membaca satu pesan lama dari Angga - pesan yang sampai saat ini tak pernah dijawabnya.
“Ami, kamu tau nggak sih kalo aku suka sama kamu? Kapan-kapan kita ngeliat bintang yuk, di situ aku akan bilang ‘I love you’ ke kamu.”