Ia kemudian menghampiri Nay.
“Sudah waktunya,” suara Angga terdengar berat, “Aku bawain barang-barangmu.”
Nay hanya diam kemudian berdiri tanpa semangat. Angga bersiap mengangkat kotak kardus tersebut ketika mendadak Nay memeluk erat punggungnya.
“Tunggu sebentar lagi, Angga,” lirih Nay, “Sebentar lagi…”
Angga hanya terdiam. Sesungguhnya dalam hati ia pun ingin melakukan hal yang sama.
Wahai sang waktu, tolong berhentilah berputar untuk kali ini.
Biarkan aku bersamanya meski sekejap.
Aku masih ingin bersamanya,
“Angga, aku masih ingin bersamamu sebentar lagi,” lanjut Nay, “Biarkan aku memelukmu…”
“Nay…”
Perlahan Angga memutar tubuhnya dan menatap wajah Nay.