"Siapa namanya?"
Masih dengan membaca buku, perempuan itu menjawab, "Milo."
"Kalau namamu?"
Tatapan perempuan itu beralih. Matanya menatap penuh tanya pada Dia yang sedang tersenyum manis. Laki-laki aneh ini sudah mengganggu kegiatannya membaca buku. Dan sekarang mengajak kenalan.
"Panggil saja Gis," jawabnya dengan harapan ini adalah percakapan terakhir dirinya dengan laki-laki bernama Dia.
"Hanya Gis?"
Sial, doanya tidak terkabul. Laki-laki itu masih mengajukan pertanyaan yang dapat dipastikan beranak pinak.
"Agista Pramoedya."
Sudah lama perempuan ini tidak menyebutkan namanya secara lengkap. Rasanya aneh ketika seseorang mengajak berkenalan dan dia memberikan nama lengkap yang dia harap jadi segenap Gis saja.
"Oke, Gis, aku harap kita bisa bertemu lagi lain waktu." Dia bergegas merapikan diri. Bangkit dari duduknya yang nyaman di atas tikar biru langit milik Agista.
"Kenapa?"