Mohon tunggu...
Rusti Lisnawati
Rusti Lisnawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Mahasiswi Pendidikan Bahasa Indonesia yang senang dengan sesuatu yang berbau fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Asalnya dari Mata Agista

29 Mei 2024   12:26 Diperbarui: 29 Mei 2024   12:39 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Di saat Dia mencoba mengabadikan air danau dari atas sini, matanya menangkap bayangan seorang perempuan yang sedang membaca buku. Terdapat beberapa bungkus makanan ringan di sampingnya. Di dekat kaki kanan perempuan itu, Dia mendapati penampakan ekor yang bergoyang. "Apa itu?"

Mata Dia memicing supaya bisa melihat dengan jelas. Pemilik ekor itu menyembul di belakang tubuh sang perempuan. Oh kucing oren rupanya!

"Siapa perempuan itu? Apa dia sedang berpiknik di tempat persembunyianku ini?"

Dia tidak segera turun. Meskipun tempat ini sudah diklaim miliknya dan melarang siapapun menginjakan kaki di sini, kepada perempuan asing itu Dia tidak marah. Apalagi berniat mengusir. Sebagian otak Dia masih waras untuk mengusir perempuan itu, mengingat tempat ini sebetulnya terbuka untuk umum.

Semakin Dia perhatikan, semakin besar rasa penasaran Dia terhadap perempuan itu. Mau tidak mau, Dia turun. Berjalan pelan-pelan, mendekati si perempuan asing. Ketika jaraknya tinggal lima langkah, Dia mengambil gambar perempuan yang sedang fokus ibadah membaca buku. Dia mengambil beberapa gambar.

Dia berbalik. Mengabaikan rasa penasarannya, tetapi kakinya tidak sengaja menginjak ranting kayu yang menyebabkan Dia ketahuan oleh perempuan tersebut.

Alis perempuan itu terangkat satu. Dia berpikir mungkin perempuan itu marah karena fokus membacanya terganggu. Namun, satu alis terangkat bukan pertanda seseorang marah.

"Sori." Dia mengangkat tangan seperti seorang maling yang tertangkap polisi.

"Kamu siapa?"

"Aku..." Dia menunjuk dadanya. Si perempuan mengangguk. "Aku manusia."

Jawaban yang konyol. Bahkan sekelas kucing oren pun tahu Dia adalah manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun