Setelah menyelesaikan rukun dan wajib haji menjelang berangkat menuju Madinah untuk melaksanakan Arbain, ayah jatuh sakit. Beberapa hari kami kehilangan kontak, ayah di kabarkan meninggal dunia. Ia telah menjadi syuhada dan dimakamkan di Syaraya yang ternasuk dalam wilah kota Mekkah.
Guru puisiku telah pergi untuk selamanya. Bukan berarti puisi-puisiku turut mati. Tidak mati, bahkan terus mengalir dari otakku. Telah memenuhi ruang menulisku. Ketika ayah meninggal dunia, tidak lupa puisi untuknya. Begitu pula ketika emak meninggal dunia tahun lalu.
     Emak Telah Pergi
Puisiku terkunci
Ketika emak pergi
Puisiku kaku
Ketika kami tersedu
Puisiku sepi
Ketika emak mencium bumi
Puisiku letih
Ketika kami bersedih
Puisiku pelan
Ketika kami kehilangan
Puisiku sesak
Ketika panjang terisak
Puisiku terpaksa
Ketika kami berduka
Puisiku terbata-bata
Ketika aku kehilangan kata-kata