Setelah mendekat, para ibu melihat suami Watima dengan perasaan iba. Tubuhnya kurus dengan wajah kelihatan lebih tua, dari usia sebenarnya yang masih muda.
” Beli apa pak,? ” tanya penjaga warung.
” Beli sayur,” jawab suami Watima pelan.
Banyak yang dibeli. Belanjaannya untuk memenuhi kebutuhan makan hari itu. Ibu – ibu yang ada di warung, sesekali mencuri pandang melihat wajah suami Watima yang baru saja dilempari istrinya dengan panci. Kelihatan disebelah pipi kirinya memar, sepertinya pipinya itu yang terkena lemparan.
” Ayo kita pulang, duluan suami Gapuk selesai memasak sedangkan kita masih disini,” ajak seorang ibu.
Sepontan saja para ibu itu pulang ke rumah masing - masing membawa belanjaannya.
* * *
Sekitar satu jam kemudian.
Komplek perumah dikejutkan suara gaduh. Pekik histeris dari suara Watima. Teriakan itu, jelas suara Watima.
”Tolong ! ” Teriak Watima sambil menangis ke luar pagar halaman rumahnya.
” Ada apa ?” tanya tetangganya dengan cemas.