Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tragedi Sabtu Pagi

1 September 2016   16:12 Diperbarui: 1 September 2016   22:55 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah mendekat, para ibu melihat suami Watima dengan perasaan iba. Tubuhnya kurus dengan wajah  kelihatan lebih tua, dari usia sebenarnya yang masih muda.

” Beli apa pak,? ” tanya penjaga warung.

” Beli sayur,” jawab suami Watima pelan.

Banyak yang dibeli. Belanjaannya untuk memenuhi kebutuhan makan hari itu. Ibu – ibu yang ada di warung, sesekali mencuri pandang melihat wajah suami Watima yang baru saja dilempari istrinya dengan panci. Kelihatan disebelah pipi kirinya memar, sepertinya pipinya itu yang terkena lemparan.

” Ayo kita pulang, duluan suami Gapuk selesai memasak sedangkan kita masih disini,” ajak seorang ibu.

Sepontan saja para ibu itu pulang ke rumah masing - masing membawa belanjaannya.

* * *

Sekitar satu jam kemudian.

Komplek perumah dikejutkan suara gaduh. Pekik histeris dari suara Watima. Teriakan itu, jelas suara Watima.

”Tolong ! ” Teriak Watima sambil menangis ke luar pagar halaman rumahnya.

” Ada apa ?” tanya tetangganya dengan cemas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun