Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rusman: Cerpen, Warisan Sang Ayah

20 Januari 2019   23:13 Diperbarui: 4 Februari 2019   07:05 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaikan melayani seorang tamu, Ayah mempersilahkan aku untuk menyenduk nasi, kemudian mengambilkan lauk pauknya sebelum ia sendiri mengambilnya.

"Aden," berkata ayah, "tentu tidak baik makan sambil berbicara. Namun bila itu penting, kukira tidak ada salahnya. Karena itu ayah akan bertanya tentang kehidupanmu."

Kini leherku yang terasa seperti menyempit, aku tak jadi menelan nasi yang sudah aku kunyah.

Namun betapapun beratnya aku tetap mengangguk sambil menjawab, "Silahkan, Ayah."

Waktu hening sejenak, ternyata ayah tidak segera bertanya. Dibiarkannya waktu menggelantung cukup lama.

Bahkan pria tua itu justru menyuapi mulutnya dan mengunyah lalu menelannya.

Kini yang ada justru aku yang agak ragu dan termangu-mangu beberapa saat.

Meskipun kemudian aku tetap makan sambil menundukkan kepala.

"Apakah kau sudah memiliki calon pendamping?" Tanya ayah pelan.

Tapi suara yang pelan itu sudah cukup membuatku melonjak kaget. "Beb..belum, ayah."

"Ya, ayahpun sudah menduga. Tapi bukankah kau sudah harus bekerja? Usiamu hampir 30 tahun Aden."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun