Marseille memiliki sistem moda transportasi publik yang keren. Pilihannya : Metro (di Indonesia mirip commuter), Tramway, Bus, Bus Rapid Transit, Ferry dan Sepeda. Enam moda ini saling terintegrasi satu sama lainnya. Sebagai contoh adanya bus rapid transit yang membuat layanan Metro menjadi lebih efektif. Antar stasiun Metro bisa saling terhubung . Di Marseille jalur Metro memiliki dua jalur utama. Nah, untuk menghubungkan antar stasiun digunakan bus rapit transit.
Bila ingin ditiru di Indonesia, maka ada layanan bus transit dari Stasiun Tanah abang ke stasiun Juanda, Gondangdia dan Cikini. Jadi beban stasiun Manggarai sebagai stasiun perpotongan akan jauh berkurang. Pengguna commuter tak harus berpindah jalur dari Tanah abang menuju stasiun Manggarai dan menumpuk di peron stasiun.
Pengguna commuter akan berpindah ke bus transit menuju stasiun yang diinginkan. Lalu kembali menggunakan layanan Metro atau turun distasiun yang diinginkan. Ketika pindah ke bus transit, gunakan kembali kartu Transpass . Kartu “sakti” ini bisa digunakan disemua moda yang tersedia. Termasuk penggunaan sepeda. Bila ingin menggunakan sepeda tinggal tap-in kartu transpass di mesin , selain itu diperlukan juga tap-in kartu kredit sebagai jaminan. Oh, ya biaya sewa sepeda sebesar 1 euro selama seminggu. Bila ingin memulangkan sepeda tinggal cari parkir terdekat dan tap-in kartu sebagai tanda kita selesai menggunakan sepeda.
Di Marseille banyak sekali tempat parkir sepeda. Jadi bila ingin berkeliling dengan biaya murah ya tinggal genjot sepeda berkeliling kota. Saya sih berharap Jakarta bisa meniru transportasi sepeda di Marseille ini. Selain mengurangi polusi, sepeda bisa membuat badan jadi sehat dan “kantong” jadi hemat.
Pemerintahan Kota Marseille membangun jalur Tram yang baru dan menggunakan trem buatan perusahan Bombardier sejak tahun 2007. Trem dengan kepala seperti haluan kapal nampak menarik . Memiliki panjang 32,5 meter (4-5 gerbong) dan lebar 2,4 meter. Trem di Marseille memang unik karena bagian interior dan eksterior dibangun dengan selera seni yang tinggi.
Marseille juga memiliki moda bus yang terintegrasi sangat baik. Memiliki 104 jalur bus dengan jumlah bus lebih dari 600 unit. Selain Metro , moda bus menjadi moda favorit yang digunakan penduduk kota. Pergerakan penduduk kota dari satu tempat ke tempat lain didominasi transportasi publik, sehingga penggunaan transportasi pribadi sudah jauh menurun. Sehingga angka kemacetan di Marseille sangat rendah. Beda ya, dengan Jakarta yang masih didominasi kendaraan pribadi.
Memang tidak adil bila membandingkan Jakarta dengan Marseille yang penduduknya kurang dari sepersepuluh penduduk Jakarta. Marseille dihuni banyak imigran. Yang terbanyak berasal dari negara negara Afrika utara seperti Aljazair dan Maroko , sebagian kecil dari Asia seperti dari Vietnam dan negara bekas koloni Perancis lainnya.
Nah, sekarang tentang Metro. Kereta yang mirip commuterline (CL) namun berada dibawah tanah dengan sistem tunnel . Metro di Marseille tidak sepanjang commuterline yang memiliki 8-12 gerbong. Metro hanya terdiri 4-5 gerbong. Satu gerbong hanya terdiri 48 tempat duduk dan 72 untuk penumpang berdiri. Posisi duduknya berhadapan. Mungkin maksudnya supaya orang di Marseille saling bertegur sapa, ngobrol. Tapi kenyataannya sepi hampir tak terdengar ada orang bicara. Semuanya sibuk dengan urusan masing masing. Beda bila naik commuterline, ramai dan meriah. Coba saja naik CL kearah Maja. Dijamin ramai dan berisik.