Marseille merupakan kota besar kedua di Perancis setelah Paris , dihuni sekitar 850.000 penduduk. Sebagai kota pelabuhan penting, Marseille tumbuh menjadi kota metro serba lengkap. Uniknya, walau menjadi kota terbesar kedua, Marseille hanya menempati posisi 3 sebagai kota metropolitan setelah Paris dan Lyon.
Dari Paris menuju Marseille yang berjarak sekitar 770 Km. Bisa ditempuh dengan dua cara. Melalui udara dan darat. Bila menggunakan kereta cepat TGV jarak 750 Km dapat ditempuh sekitar 3 jam saja . Namun bila memilih naik pesawat sekitar 1 jam 15 menit. Pilih mana ?
Saya pun memilih menggunakan kereta cepat TGV dari Paris Nord Station menuju Saint Charles Station . Waktu Tiga jam 10 menit saya gunakan untuk mendengarkan alunan musik . Walaupun sudah tinggal lebih dari 6 bulan di Marseille saya lebih suka mendengarkan musik Indonesia ketimbang musik asal Eropa. Saya menggunakan Samsung seri A5 yang saya beli di Electronic City Supermal Karawaci sebagai teman setia untuk mendengarkan lagu lagu Indonesia.
Saya berniat untuk menjelajahi kota pelabuhan penting Perancis ini selama satu hari penuh. Saya sudah mengontak seorang teman saya yang tinggal di Marseille untuk berkeliling kota. Yang ingin saya ketahui adalah sistem transportasi urban Marseille.
Kenapa saya memilih membeli kamera di Electronic City ? sebenarnya bukan cuma kamera, hampir semua barang electronic yang saya miliki rata rata hasil berburu di Electronic City. Kata “berburu” saya gunakan karena pilihan di Electronic City cukup banyak selain pilihan harganya sering promo. Barang yang ditawarkan 100% asli bergaransi, tidak ada black market. Ada layanan asuransinya juga. Selain itu ada jasa pengantaran gratis (dalam jarak tertentu).
Nah, sekarang kembali ke laptop. Kembali ke Marseille yang indah dan megah.
Marseille seperti juga kota metro di Perancis yang lain ,sudah menggunakan sistem terintegrasi antar moda. Dengan satu kartu Transpass yang dikelola Regie des Transport de Marseille (RTM) seharga 46 Euro ( dengan kurs Rp 14.000 maka harganya Rp 644.000). Bandingkan dengan katu multi trip Commuter di Indonesia yang tidak sampai 100 ribu.
Layanan Tranportasi Publik di Marseille
Marseille memiliki sistem moda transportasi publik yang keren. Pilihannya : Metro (di Indonesia mirip commuter), Tramway, Bus, Bus Rapid Transit, Ferry dan Sepeda. Enam moda ini saling terintegrasi satu sama lainnya. Sebagai contoh adanya bus rapid transit yang membuat layanan Metro menjadi lebih efektif. Antar stasiun Metro bisa saling terhubung . Di Marseille jalur Metro memiliki dua jalur utama. Nah, untuk menghubungkan antar stasiun digunakan bus rapit transit.
Bila ingin ditiru di Indonesia, maka ada layanan bus transit dari Stasiun Tanah abang ke stasiun Juanda, Gondangdia dan Cikini. Jadi beban stasiun Manggarai sebagai stasiun perpotongan akan jauh berkurang. Pengguna commuter tak harus berpindah jalur dari Tanah abang menuju stasiun Manggarai dan menumpuk di peron stasiun.
Pengguna commuter akan berpindah ke bus transit menuju stasiun yang diinginkan. Lalu kembali menggunakan layanan Metro atau turun distasiun yang diinginkan. Ketika pindah ke bus transit, gunakan kembali kartu Transpass . Kartu “sakti” ini bisa digunakan disemua moda yang tersedia. Termasuk penggunaan sepeda. Bila ingin menggunakan sepeda tinggal tap-in kartu transpass di mesin , selain itu diperlukan juga tap-in kartu kredit sebagai jaminan. Oh, ya biaya sewa sepeda sebesar 1 euro selama seminggu. Bila ingin memulangkan sepeda tinggal cari parkir terdekat dan tap-in kartu sebagai tanda kita selesai menggunakan sepeda.
Di Marseille banyak sekali tempat parkir sepeda. Jadi bila ingin berkeliling dengan biaya murah ya tinggal genjot sepeda berkeliling kota. Saya sih berharap Jakarta bisa meniru transportasi sepeda di Marseille ini. Selain mengurangi polusi, sepeda bisa membuat badan jadi sehat dan “kantong” jadi hemat.
Pemerintahan Kota Marseille membangun jalur Tram yang baru dan menggunakan trem buatan perusahan Bombardier sejak tahun 2007. Trem dengan kepala seperti haluan kapal nampak menarik . Memiliki panjang 32,5 meter (4-5 gerbong) dan lebar 2,4 meter. Trem di Marseille memang unik karena bagian interior dan eksterior dibangun dengan selera seni yang tinggi.
Marseille juga memiliki moda bus yang terintegrasi sangat baik. Memiliki 104 jalur bus dengan jumlah bus lebih dari 600 unit. Selain Metro , moda bus menjadi moda favorit yang digunakan penduduk kota. Pergerakan penduduk kota dari satu tempat ke tempat lain didominasi transportasi publik, sehingga penggunaan transportasi pribadi sudah jauh menurun. Sehingga angka kemacetan di Marseille sangat rendah. Beda ya, dengan Jakarta yang masih didominasi kendaraan pribadi.
Memang tidak adil bila membandingkan Jakarta dengan Marseille yang penduduknya kurang dari sepersepuluh penduduk Jakarta. Marseille dihuni banyak imigran. Yang terbanyak berasal dari negara negara Afrika utara seperti Aljazair dan Maroko , sebagian kecil dari Asia seperti dari Vietnam dan negara bekas koloni Perancis lainnya.
Nah, sekarang tentang Metro. Kereta yang mirip commuterline (CL) namun berada dibawah tanah dengan sistem tunnel . Metro di Marseille tidak sepanjang commuterline yang memiliki 8-12 gerbong. Metro hanya terdiri 4-5 gerbong. Satu gerbong hanya terdiri 48 tempat duduk dan 72 untuk penumpang berdiri. Posisi duduknya berhadapan. Mungkin maksudnya supaya orang di Marseille saling bertegur sapa, ngobrol. Tapi kenyataannya sepi hampir tak terdengar ada orang bicara. Semuanya sibuk dengan urusan masing masing. Beda bila naik commuterline, ramai dan meriah. Coba saja naik CL kearah Maja. Dijamin ramai dan berisik.
Semua announcer Metro menggunakan bahasa Perancis, jadi untuk orang asing yang tidak paham bahasa perancis tinggal perhatikan lampu mana yang menyala. Dan perhatikan stasiun tujuan. Karena Metro bergerak sangat cepat dan hanya memerlukan waktu beberapa menit saja. Soal ketepatan waktu, Metro memang harus diakui sangat disiplin.
Moda ini memang sangat diandalkan untuk sarana tranportasi. Nyaman, cepat dan tepat. Saya yakin, kemajuan moda transportasi di Jakarta akan bisa menyamai kehebatan transportasi publik di Marseille . Selain akan memiliki MRT (dibawah tanah sebagian menggunakan Fly over), Jakarta akan memiliki LRT (melayang diatas tanah) dan kereta bandara yang juga dibuat perusahaan Bombardier.
Apalagi bila stasiun Manggarai selesai pembangunannya. Stasiun dengan tiga level rel ke atas dan satu level kebawah. Selain itu Indonesia juga akan menerapkan double double track. Pokoknya tahun 2019 wajah transportasi Jakarta tak kalah jauh dengan Marseille.
Kamera Mirroless Menjadi Saksi
Semua perjalanan saya selama di Marseille diabadikan menggunakan kamera mirrorless. Saat ini Marseille diakhir musim gugur dan mulai memasuki musim dingin. Suhu dingin terasa bagi saya yang biasa hidup dinegeri tropis yang panas. Jaket tebal penghadang rasa dingin rasanya cukup membantu. Apalagi tema jalan jalan saya adalah berkeliling menggunakan moda transportasi publik.
Sebagai kota pelabuhan, ferry merupakan sarana transportasi yang penting. Pemandangan pelabuhan di Marseille memang keren. Tak berlebihan bila Marseille menjadi tujuan wisata yang wajib dikunjungi. Apalagi dengar dengar dari teman saya, kuliner Marseille terkenal enak. Saya tak sempat berkuliner ria karena waktu saya hanya satu hari. Hanya 6 jam saja .
Saya harus segera kembali ke Saint Charles, karena TGV ke Paris akan tersedia pada jam 09:00 malam. Dan dengan berat hati harus saya ucapkan, Selamat tinggal Marseille...
sila berkunjung ke
http://www.facebook.com/rushan.novaly
http://www.twitter.com/NovalyRushan
Thank a lot to my best friend , Rahmat Edy in Marseille. Thank for your help and support.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H