Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menakar Daya Saing Bank Syariah di Era Kekinian

9 April 2016   07:40 Diperbarui: 6 Mei 2016   07:04 1093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada acara Keuangan Syariah Fair di Gandaria City  ditampilkan banyak sekali institusi keuangan maupun institusi komersial yang menggunakan sistem syariah termasuk pula Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah hingga Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

Acara yang berlangsung dua hari itu bisa ditemui semua hal yang berkaitan dengan sistem keuangan syariah. Saya mendapati  banyak hal , mulai dari investasi syariah berbasis reksadana, saham , sukuk lalu ada asuransi syariah, lalu ada investasi emas, adapula layanan tabungan haji hingga layanan pembiayaan umroh .  Bermacam macam, semua pengunjung bebas bertanya hingga ikut acara games edukatif yang tersedia. Berbagai souvenir dan hadiah langsung bisa didapat.

Sarana Keuangan Syariah Fair bisa menjadi sarana promosi dan mendekatkan masyarakat dengan institusi dan layanan komersial berbasis syariah.

Sejarah Bank Syariah dan Perkembangannya

Saya menganggap penting sejarah awal adanya institusi bank syariah di Indonesia. Karena dengan mengetahui sejarah awal, pandangan mengenai bank syariah akan lebih utuh dan komprehensif.

Diskusi tentang bank syariah di Indonesia sebenarnya sudah terdengar pada awal tahun 1980, hal ini dipengaruhi  perkembangan bank  syariah di dunia internasional yang terus berkembang dan menjadi pilar ekonomi selain sistem keuangan konvensional yang dinilai punya banyak kelemahan.

Sebelum bank syariah diakomodir pemerintah, lembaga keuangan berbasis syariah dengan nama Baitul Maal wit Tamwil (BMT) mulai berdiri, di Bandung ada BMT Salman dan di Jakarta ada Koperasi Ridho Gusti. Selain itu juga berdiri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Dana Mardhatillah dan BPR Berkah Amal Sejahtera  di Bandung yang digagas oleh Institute for Sharia Economic Development (ISED).

Namun pada era awal tahun 1990 suara keinginan berdirinya bank syariah jauh lebih kencang, diawali dengan Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan yang  diadakan di Cisarua, Bogor pada tanggal 18-20 Agustus 1990. Hasil lokakarya ini akhirnya dibawa sebagai materi yang dibahas dalam Musyawarah Nasional  IV MUI  di Jakarta pada tanggal 22-25 Agustus 1990.  Hasil munas merekomendasikan dibentuknya Tim Perbankan MUI untuk menjajaki berdirinya bank syariah di Indonesia. Tim ini mulai menjalankan tugasnya melakukan pendekatan dan konsultasi kepada banyak pihak untuk menyempurnakan ide pendirian bank syariah.

MUI juga terus melakukan pendekatan kepada beberapa ormas, kelompok hingga kepada ikatan cendekiawan muslim  Indonesia(ICMI)   yang saat itu juga baru berdiri dan diketuai oleh BJ Habibi.  Hasil pendekatan dan lobby yang terus menerus akhirnya membuahkan hasil yang menggembirakan karena pemerintah mulai membuka diri dan memberikan rekomendasi. Hingga pada akhirnya pada tahun 1992 pemerintah memberikan lampu hijau. Inilah tonggak berdirinya bank syariah di Indonesia.

Indonesia mulai mengembangkan dual banking system atau ‘sistem perbankan ganda’ pada tahun 1992. Walau kalah cepat dibanding Malaysia yang telah menerapkan bank syariah pada awal tahun 1983. Pada tahun 1992 berdirilah bank syariah pertama , Bank Muamalat Indonesia (BMI).

Perkembangan bank syariah di Indonesia memang tidak langsung moncer, berbagai kendala dan hambatan ditemui dalam perjalanannya.  Kultur bank konvensional memang telah menancap lama, hal yang terlihat baru (padahal sistem ekonomi syariah telah ada sejak 14 abad yang lalu) memang perlu adaptasi dan sosialisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun