Namun sebelumnya, saya tentu harus menyempurnakan ilmu yang saya punya. Khawatir ada hal yang salah. Saya pun mulai mempelajari sistem bank syariah dari artikel hingga tulisan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan isinya. Selain itu saya juga mengikuti seminar atau talkshow .
Apalagi setelah Kompasiana dan OJK mengadakan acara iB Blogger Meet Up yang diadakan di gedung Muamalat Tower di Jakarta. Acara yang langsung diisi oleh pakar keuangaan syariah dariOtoritas Jasa Keuangan (OJK),Setiawan Budiutomo dan pembicara dari Bank Muamalat , Purnomo Setiaji.
Acara yang dihadiri lima puluh kompasianer ini kembali memperkaya ilmu saya tentang bank syariah selain saya mengetahui adanya kampanye nasional yang dilakukan pihak OJK dengan tagline “Aku Cinta Keuangan Syariah (ACKS)”
OJK yang mendapat mandat untuk mengawasi dan mengatur perbankan berdasarkan UU nomor 21 tahun 2011. Kewenangan yang awalnya ada di Bank sentral,Bank Indonesia (BI) kini beralih ke OJK sejak awal tahun 2014. OJK tentu selain memiliki fungsi pengawasan dan pengaturan juga memiliki komitmen untuk mendorong perbankan nasional untuk tumbuh sehat dan berkembang termasuk perkembangan bank syariah yang telah ada sejak tahun 1992 dengan diawali berdirinya bank syariah pertama, Bank Muamalat Indonesia (BMI).
OJK dengan komitmennya mendorong perkembangan keuangan syariah meluncurkan kampanye ACKS sejak Juni 2015. Kampanye ini melibatkan banyak stake holder . Dengan harapan gaung kampanye ACKS dapat menembus seluruh elemen masyarakat di Indonesia.
Tujuan diadakanya kampanye ACKS ada tiga , pertama, sebagai sarana Corporate Branding OJK , kedua, sebagai program literasi keuangan syariah bersama, ketiga, sebagai upaya Customer Loyalty Program .
Pada tahun 2016 ini OJK mengambil tagline “ Sama Bagusnya, Sama lengkapnya, Sama Modernnya” sebagai program edukasi bank syariah. Hal ini memang terkait dengan upaya OJK mendorong terus perkembang bank syariah yang pada 10 tahun terakhir mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan menggembirakan. Sejak 2005 , bank syariah tercatat pada tahun 2014 memiliki total asset Rp 278,9 Trilyun dari Rp 21,5 trilyun pada tahun 2005. Itu artinya ada kenaikan asset sebesar 13 kali dengan laju rata rata menembus angka 36,1% .
Dari sisi pembiayaan tercatat Bank Umum Syariah telah menggelontorkan dana sebesar Rp 198,4 Trilyun dan berhasil mengumpulkan DPK sebesar Rp 209,2 Trilyun pada catatan per-Januari 2015. Data ini menunjukan adanya kenaikan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah. Apalagi angka return bagi hasil semakin menarik dan kompetitif. Pokoknya bank syariah tumbuh menjadi institusi keuangan yang layak dipercaya dan menguntungkan .
Saya beruntung mendapat kesempatan untuk melihat langsung salah satu upaya kampanye OJK yang diadakan di Mall Gandaria City di bilangan Jakarta Selatan. Dengan nama “Keuangan Syariah Fair” , acara ini memang mengambil segmentasi kelas menengah ke atas.
Selain acara Keuangan Syariah Fair (KSF) , ada Expo iB Vaganza yang juga menampilkan industri keuangan syariah non bank seperti asuransi syariah, pegadaian syariah dan industri jasa keuangan syariah lainnya. Selain itu ada Pasar Rakyat Syariah (PRS) yang lebih menyasar kalangan menengah bawah. PSR sebagai sarana pengenalan produk syariah di pasar pasar tradisional