Mohon tunggu...
Roesda Leikawa
Roesda Leikawa Mohon Tunggu... Editor - Citizen Journalism, Editor, Penikmat Musik Instrumen dan Pecinta Pantai

"Menulis adalah terapi hati dan pikiran, Kopi adalah vitamin untuk berimajinasi dan Pantai adalah lumbung inspirasi" -Roesda Leikawa-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengenang Bapak yang Telah Tiada

17 Februari 2016   13:31 Diperbarui: 17 Februari 2016   14:18 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Melihat kondisinya yang sangat lemah, kurus dan kulit yang sudah keriput, membuat hati ini tak sanggup menahan kepedihan. Namun saya mencoba untuk tetap tegar dihadapannya, saya pun bercerita tentang aktivitas saya di Jakarta selama beberapa hari itu, berharap dengan cerita saya bisa membuatnya bahagia meskipun masih dalam kondisi sakit. Tanpa basa-basi saya langsung menyodorkan foto di Handphoon saya sambil bertanya ke Bapak :

Saya : “Bapak kenal orang ini yang di foto?”

Bapak : “Yang mana”, Tanya bapak.

Saya : “itu yang lagi duduk, pakai kemeja putih”

Bapak : “itu kayak Jokowi?”, Tanya bapak namun sedikit ragu, dalam hati saya senang, karena penglihatan bapak masih jelas.

Saya : “kalau yang lagi bicara di depan mix, pakai baju warna pink, bapak kenal..??”

Bapak : “itu sapa?”, bapak kembali bertanya dengan ragu, namun saya yakin bapak pasti mengenal perempuan berbaju pink yang ada pada foto tersebut.

Saya : “hhhhmmm, itu beta yang pakai baju pink, lagi bicara depan Jokowi, di Istana Presiden”, sambil meyakinkan bapak.

Bapak : “hehehe…”, bapak hanya tertawa sedikit, senyum sedikit sambil keherangan.

Saya : “ iya benar itu beta yang pakai baju warna pink, lagi bicara di depan Jokowi di Istana Presiden”, sengaja saya ulangi meyakinkannya, beharap bapak bisa percaya.

Alhamdulillah, bapak pun percaya sambil menghela nafasnya dalam-dalam, mungkin itu pertanda beliau bangga dan senang atau sesak nafas, entahlah, tapi saya melihat raut wajah yang tadinya sayu berubah menjadi ceria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun