Kakak : “iya, kalau sudah di Ambon, langsung pulang ke rumah e?”. Tegas kakak untuk mengingatkan saya kembali.
Saya : “iya, nanti kalau sudah sampai Ambon, beta langsung ke rumah”.
Dan kami pun mengakhiri percakapan itu, tidak terasa air mata saya langsung berderai di pipi, ingin segera pulang ke Ambon menemuinya. Pada saat itu saya dan beberapa teman yang dari Ambon baru saja melakukan kunjungan ke Kantor Kompas Gramedia Jl. Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Dalam perjalanan menuju tempat penginapan perasaan ini benar-benar sudah tidak enak. Karena ingin segera pulang ke Ambon. Entah kenapa tangan saya pun mulai memencet tombol-tombol telpon genggam, maka jadilah sebuah puisi pendek:
Ayah.. Tunggulah sebentar
Aku akan pulang menemuimu
Ayah... Sabarlah sebentar
Karena malam ini akan berganti pagi
Kita akan bertemu dan bersuaAyah ...Tunggulah dirumah
Karena aku pasti datang
Ada oleh-oleh untukmu, ada salam untukmu
Kau pasti senang, sebab ini salam PresidenAyah.., Jangan sebut namaku terus didepan mereka
Karena itu membuatku gelisahAyah...Tunggulah sebentar
Aku akan pulang menemuimuJakarta, 14 Desember 2015.
Usai memencet tombol telpon gengam saya, barulah perasaan ini legah, tak perduli kalimat yang bagus untuk penyusunanya, namun setidaknya saya sedikit tenang. Bahkan dalam diam pun hati ini terus berdoa untuk kesembuhan kedua orang tuaku.
15 Desember 2015, 08.00 WIT kami tiba di Ambon dengan selamat, saya berencana untuk langsung pulang kerumah, namun 10 menit setelah keluar dari bandara Pattimura saya menerima panggilan lagi dari kakak, dalam percakapannya di telpon dia mengabarkan bahwa bapak sudah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Tulehu. Akhirnya rencana pun berubah, semua bawaan dari Jakarta saya taruh di rumah kontrakan dan bergegas menemui Bapak di Rumah Sakit. Setelah sampai dirumah sakit, melihatnya sedang tertidur pulas, namun kakak membangunkannya untuk memberitahu kepulanganku, beliau pun langsung bangun dan duduk, kami sempat bercakap-cakap, dan seperti biasa yang sering saya lakukan di rumah kalau lama tidak bersua bersama Bapak Ibu adalah bercerita tentang aktivitas saya diluar, ya semacam laporan perjalanan dinas gitulah kalau di kantor-kantor. Cuma bedanya laporan ini disampaikan secara lisan.