Dengan tanggap orang-orang yang ada di sekitar segera menyetop mobil dengan suara hujatan yang kurang pantas pada sopir karena sedang ada evakuasi akibat kecelakaan.
Kami pun segera menepi dan berusaha berdiri menuju rumah Bu Nur yang paling dekat dengan tempat kejadian. Dengan menahan sakit di bagian pantat dan kaki sebelah kanan saya berusaha berjalan dipapah nakdis.
Saya pun minta tolong untuk memanggilkan dukun pijat, saya merasa tidak ada yang fatal sehingga hanya butuh pijat di bagian urat saja.
Saat saya menepi ada anak muda yang berusaha meminta maaf dan menyalami saya, kelihatannya sangat takut, dia ternyata anak yang mengendarai motor tanpa lampu itu.
"Ngapunten gih bu, saya yang salah, ngapunten sakestu Bu, saya yang salah", beberapa kali kalimat itu diucapkan. Saya yang masih kesakitan belum bisa menjawab. Setelah beberapa saat dia berusaha memijit-mijit kakiku.
"Mas, kamu yang nabrak saya",
"Gih Bu",
"Apa kamu gak lihat saya menyalakan lampu isyarat sejak lama, tanganku pun sudah melambai sejak tadi",
Dari kejauhan ada orang dengan suara keras memakinya
"Mas, kamu yang salah, karena motormu gak ada lampunya",
"Gih pak, kulo sing lepat (salah)", dia mengakui kesalahannya.