Mohon tunggu...
Ruri Zainada Faryana
Ruri Zainada Faryana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Negeri Jakarta

Pendidikan Sosiologi - UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesenjangan Infrastruktur Teknologi dalam Pembelajaran Daring di Masa Pandemi (Perspektif Pierre Bourdieu)

26 Desember 2021   17:51 Diperbarui: 26 Desember 2021   18:01 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Pandemi Covid-19 berdampak besar pada berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan. Kemendikbud telah memberlakukan aturan belajar di sekolah, dimulai dengan penutupan sekolah selama pandemi dan pemberlakuan pembelajaran online selama pandemi Covid-19. 

Pembelajaran daring merupakan salah satu pedoman pemerintah Indonesia yang terpaksa memutus mata rantai penularan Covid-19 di masyarakat, khususnya di lingkungan sekolah. 

Selama masa pandemi Covid 19 ini, semua kegiatan pembelajaran dan pengembangan siswa dilakukan dengan menggunakan metode online, namun banyak siswa yang masih kesulitan mengakses internet saat belajar online.

Banyak wilayah Indonesia yang tidak dapat diakses melalui internet. Salah satu komponen pembelajaran jarak jauh yang efektif adalah kecepatan internet yang memadai dan stabil (Adriani et al., 2021; Zahrawati & Ramadani, 2021). 

Tanpa koneksi yang stabil, siswa tidak akan memiliki akses ke materi pembelajaran yang lengkap, dan proses pemahaman akan dibatasi serta dibatasi oleh internet. 

Apalagi jika dibandingkan dengan masyarakat di perkotaan dengan di pedesaan. Dalam tulisan ini akan membahas kesenjangan teknologi dengan menggunakan konsep kapital dalam perspektif Pierre Bourdieu.

Kesenjangan Teknologi dalam Proses Pembelajaran Daring

Teknologi adalah hal terpenting dalam melakukan pembelajaran daring/online. Teknologi ini dapat mencakup smartphone, laptop, dan objek pendukung lainnya. 

Pemanfaatan teknologi sebagai sumber informasi, sumber belajar, sistem, dan kualitas layanan memberikan dampak positif di masa pandemi ini. Kebanyakan dari mereka bermanfaat untuk proses pembelajaran online (Abbas, E.W., 2019). 

Namun, masih banyak siswa dengan latar belakang keuangan sedang hingga rendah yang kurang memiliki teknologi pendukung seperti laptop dan gadget/smartphone. 

Selain itu, nasib siswa yang tinggal di daerah terpencil juga dipertanyakan, karena pilihan jaringan internet yang belum cukup komprehensif dan pemahaman siswa tentang penggunaan aplikasi pembelajaran online masih belum memadai.

Ada tiga jenis kesenjangan pendidikan: Kesenjangan struktural yang disebabkan karena adanya kebijakan, kesenjangan kultural karena adanya budaya, seperti masih banyak orang menganggap pendidikan masih kurang penting, dan adanya kesenjangan spasial karena perbedaan desa dan kota, dimana masyarakat yang tinggal di desa harus bekerja lebih keras untuk mengakses informasi yang ada di kota (Efendy, 2016). 

Saat belajar daring, siswa seringkali berhalangan hadir saat KBM berlangsung karena keterbatasan jaringan dan kondisi internet yang terbatas. Oleh karena itu pada akhirnya pembelajaran online/daring tidak akan tersalurkan dengan baik kepada peserta didik.

Proses pembelajaran daring akan terasa lebih mudah bagi keluarga yang secara finansial mampu untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur teknologi yang digunakan dalam proses pembelajaran daring. Pembelajaran daring tidak hanya menjadi masalah bagi masyarakat desa yang selama ini dianggap minim terhadap askes fasilitas serta sarana dan prasarana. Sedangkan bagi keluarga miskin yang berada di perkotaan, pembelajaran daring mengharuskan mereka untuk memenuhi segala kebutuhan pembelajaran daring, seperti gawai dan internet, hal ini bertujuan supaya proses pembelajaran daring tetap terlaksana (Rahmawati & Solina, 2020).

Gagasan Bourdieu dalam Konsep Kapital tentang Pendidikan

Bourdieu membagi kapital ke dalam empat bentuk yaitu kapital ekonomi, sosial, budaya, dan simbolik. Dalam kapital ekonomi meliputi modal materil seperti uang, tanah, maupun harta warisan yang dimiliki seseorang, sedangkan dalam kapital sosial meliputi interaksi dan relasi yang berbentuk informasi, jaringan sosial, dan kepercayaan. 

Selanjutnya kapital budaya, menurut Bourdieu kapital budaya terkait dengan kualifikasi hasil dari sistem pendidikan atau ditentukan dari latar belakang keluarga, kelas sosial, dan pengakuan secara sosial. Dan yang terakhir adalah kapital simbolik yang berkaitan erat dengan pengakuan publik dengan bertumpu pada kualifikasi spesifik, reputasi dan penghargaan yang mampu diraih seseorang.

Dalam keterkaitannya konsep kapital dengan fenomena kesenjangan pembelajaran daring di era pandemi, yaitu bagaimana peserta didik dapat melakukan pembelajaran daring dengan mudah dan dapat bertahan dalam melakukan proses pembelajaran di era pandemi, dimana ini akan lebih didominasi oleh peserta didik yang memiliki kapital ekonomi memadai dibandingkan dengan peserta didik dengan kapital ekonomi yang kurang memadai. 

Misalnya peserta didik dengan kapital ekonominya yang memadai memiliki kemudahan untuk membeli kuota internet, laptop, dan smartphone yang menopang fasilitas dalam melakukan pembelajaran online di masa pandemi. Hal inilah yang menjadi kesenjangan antara peserta didik yang mempunyai kapital ekonomi yang memadai dengan peserta didik yang memiliki kapital ekonomi yang rendah.  

Penutup

Di masa pandemi seperti saat ini membuat sektor pendidikan terpaksa untuk menutup kegiatan pembelajaran di sekolah dan di gantikan dengan pembelajaran daring/online atau belajar dari rumah. 

Hal ini membuat beberapa peserta didik yang mempunyai latar belakang keluarga dengan ekonomi yang rendah kesulitan dalam melakukan proses pembelajaran. Dalam pembelajaran daring/online, teknologi sangat mempengaruhi dan membantu dalam menunjang pembelajaran. Teknologi ini dapat mencakup smartphone, laptop, dan objek pendukung lainnya. 

Hal inilah yang menunjukkan adanya kesenjangan teknologi di Pendidikan Indonesia dalam melakukan proses pembelajaran daring/online.

Saran

Diharapkan pemerintah dapat membantu dalam menyalurkan bantuan untuk para peserta didik yang kesulitan dalam mengakses informasi Pendidikan, seperti melakukan bantuan kuota internet gratis kepada peserta didik yang kesulitan dalam mempunyai kuota internet untuk melakukan pembelajaran daring. 

Dan juga memberikan dana BOS (Biaya Operasional Sekolah) yang dapat digunakan oleh sekolah untuk membelikan laptop, smartphone, tablet, dan hal yang menunjang pembelajaran online agar bisa di pinjamkan kepada peserta didik. 

Tidak hanya pemerintah, namun bantuan dari peserta didik lainnya juga dibutuhkan, misalnya siswa yang mempunyai latar belakanag ekonomi keluarganya lebih memadai atau siswa yang mempunyai gadget bisa memberikan informasi kepada teman yang lainnya.

Daftar Pustaka

Jurnal:

Al Hakim, Muhammad Fadhil. (2021). "Peran Guru dan Orang Tua: Tantangan dan Solusi dalam Pembelajaran Daring pada Masa Pandemic COVID-19". Educational Journal of History and Humanit, 30(2), 1(1), 2021, hal 23-32

Rudagi, Reindy,. dan Felia Siska. (2021). "Analisis Ketimpangan Pendidikan pada Masa Covid-19 di Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung". Jurnal Pendidikan Sosial Dan Budaya Vol 3, No 1

Setiawan Heri,. Styo M.W Aji, Ilham Syahrul Jiwandono, Itsna Oktaviyanti. (2020). "Potensi Peran Modal Sosial Dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar Pada Masa Darurat Pandemi Covid-19". Kajian Teori dan Praktik Pendidikan, Vol. 29, No.2, hlm. 191-201

Buku:

Sari, Dian R, dan Achmad Siswanto. (2021). "Sosiologi Pendidikan". Jakarta: Labpendsos UNJ.

Arsyad, Ahmad. (2005). "Media Pembelajaran". Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Julien, C. (2015). "Bourdieu, Social Capitaland Online Interaction". Sociology, 356--373

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun