Pendahuluan
Pandemi Covid-19 berdampak besar pada berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan. Kemendikbud telah memberlakukan aturan belajar di sekolah, dimulai dengan penutupan sekolah selama pandemi dan pemberlakuan pembelajaran online selama pandemi Covid-19.Â
Pembelajaran daring merupakan salah satu pedoman pemerintah Indonesia yang terpaksa memutus mata rantai penularan Covid-19 di masyarakat, khususnya di lingkungan sekolah.Â
Selama masa pandemi Covid 19 ini, semua kegiatan pembelajaran dan pengembangan siswa dilakukan dengan menggunakan metode online, namun banyak siswa yang masih kesulitan mengakses internet saat belajar online.
Banyak wilayah Indonesia yang tidak dapat diakses melalui internet. Salah satu komponen pembelajaran jarak jauh yang efektif adalah kecepatan internet yang memadai dan stabil (Adriani et al., 2021; Zahrawati & Ramadani, 2021).Â
Tanpa koneksi yang stabil, siswa tidak akan memiliki akses ke materi pembelajaran yang lengkap, dan proses pemahaman akan dibatasi serta dibatasi oleh internet.Â
Apalagi jika dibandingkan dengan masyarakat di perkotaan dengan di pedesaan. Dalam tulisan ini akan membahas kesenjangan teknologi dengan menggunakan konsep kapital dalam perspektif Pierre Bourdieu.
Kesenjangan Teknologi dalam Proses Pembelajaran Daring
Teknologi adalah hal terpenting dalam melakukan pembelajaran daring/online. Teknologi ini dapat mencakup smartphone, laptop, dan objek pendukung lainnya.Â
Pemanfaatan teknologi sebagai sumber informasi, sumber belajar, sistem, dan kualitas layanan memberikan dampak positif di masa pandemi ini. Kebanyakan dari mereka bermanfaat untuk proses pembelajaran online (Abbas, E.W., 2019).Â
Namun, masih banyak siswa dengan latar belakang keuangan sedang hingga rendah yang kurang memiliki teknologi pendukung seperti laptop dan gadget/smartphone.Â