Selain itu, nasib siswa yang tinggal di daerah terpencil juga dipertanyakan, karena pilihan jaringan internet yang belum cukup komprehensif dan pemahaman siswa tentang penggunaan aplikasi pembelajaran online masih belum memadai.
Ada tiga jenis kesenjangan pendidikan: Kesenjangan struktural yang disebabkan karena adanya kebijakan, kesenjangan kultural karena adanya budaya, seperti masih banyak orang menganggap pendidikan masih kurang penting, dan adanya kesenjangan spasial karena perbedaan desa dan kota, dimana masyarakat yang tinggal di desa harus bekerja lebih keras untuk mengakses informasi yang ada di kota (Efendy, 2016).Â
Saat belajar daring, siswa seringkali berhalangan hadir saat KBM berlangsung karena keterbatasan jaringan dan kondisi internet yang terbatas. Oleh karena itu pada akhirnya pembelajaran online/daring tidak akan tersalurkan dengan baik kepada peserta didik.
Proses pembelajaran daring akan terasa lebih mudah bagi keluarga yang secara finansial mampu untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur teknologi yang digunakan dalam proses pembelajaran daring. Pembelajaran daring tidak hanya menjadi masalah bagi masyarakat desa yang selama ini dianggap minim terhadap askes fasilitas serta sarana dan prasarana. Sedangkan bagi keluarga miskin yang berada di perkotaan, pembelajaran daring mengharuskan mereka untuk memenuhi segala kebutuhan pembelajaran daring, seperti gawai dan internet, hal ini bertujuan supaya proses pembelajaran daring tetap terlaksana (Rahmawati & Solina, 2020).
Gagasan Bourdieu dalam Konsep Kapital tentang Pendidikan
Bourdieu membagi kapital ke dalam empat bentuk yaitu kapital ekonomi, sosial, budaya, dan simbolik. Dalam kapital ekonomi meliputi modal materil seperti uang, tanah, maupun harta warisan yang dimiliki seseorang, sedangkan dalam kapital sosial meliputi interaksi dan relasi yang berbentuk informasi, jaringan sosial, dan kepercayaan.Â
Selanjutnya kapital budaya, menurut Bourdieu kapital budaya terkait dengan kualifikasi hasil dari sistem pendidikan atau ditentukan dari latar belakang keluarga, kelas sosial, dan pengakuan secara sosial. Dan yang terakhir adalah kapital simbolik yang berkaitan erat dengan pengakuan publik dengan bertumpu pada kualifikasi spesifik, reputasi dan penghargaan yang mampu diraih seseorang.
Dalam keterkaitannya konsep kapital dengan fenomena kesenjangan pembelajaran daring di era pandemi, yaitu bagaimana peserta didik dapat melakukan pembelajaran daring dengan mudah dan dapat bertahan dalam melakukan proses pembelajaran di era pandemi, dimana ini akan lebih didominasi oleh peserta didik yang memiliki kapital ekonomi memadai dibandingkan dengan peserta didik dengan kapital ekonomi yang kurang memadai.Â
Misalnya peserta didik dengan kapital ekonominya yang memadai memiliki kemudahan untuk membeli kuota internet, laptop, dan smartphone yang menopang fasilitas dalam melakukan pembelajaran online di masa pandemi. Hal inilah yang menjadi kesenjangan antara peserta didik yang mempunyai kapital ekonomi yang memadai dengan peserta didik yang memiliki kapital ekonomi yang rendah. Â
Penutup
Di masa pandemi seperti saat ini membuat sektor pendidikan terpaksa untuk menutup kegiatan pembelajaran di sekolah dan di gantikan dengan pembelajaran daring/online atau belajar dari rumah.Â