Mohon tunggu...
Rumah Pena Inspirasi Sahabat
Rumah Pena Inspirasi Sahabat Mohon Tunggu... Lainnya - #Rumpies The Club# Komunitas Fiksi Kompasiana

Rumah Pena Inspirasi Sahabat ^Tempatmu berbagi inspirasi menulis fiksi bersama para sahabat^ • Kompasiana: Rumah Pena Inspirasi Sahabat • FB : Rumah Pena Inspirasi Sahabat (Rumpies The Club) • Twitter: @RumpiesClub

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Fiksi Terinspirasi Lagu RTC Favorit

28 Januari 2016   22:45 Diperbarui: 28 Januari 2016   23:28 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Setelah belasan tahun baru sekarang kamu ungkapkan perasaan?"

ujarku.

"Aku tahu kamu sudah punya orang lain waktu itu Sam, makanya aku selalu diam, aku lebih memilih mendengarkan, daripada kamu nggak bahagia, asal aku bisa bersamamu, mendengar segala isi hatimu, membantumu sebisaku. Itu caranya aku mengungkapkan cinta Sam"

Airmataku berlinang lagi. Cintaku baru datang sekarang. Cinta yang seharusnya sudah ada belasan tahun yang lalu. Aku benar-benar tidak pernah peka. Sania lah cinta sejatiku.

Tiba-tiba sebuah pertanyaan darinya membuat jantungku berdegup kencang.

"Sam, will you marry me?"

"Tapi San,aku..." bimbang aku menjawab pertanyaan itu. Tapi seakan dia tahu isi hatiku.

"Aku tak peduli kamu duda, aku juga tak peduli kamu miskin, aku mencintaimu Sam. Aku akan setia bersama kamu, seperti yang sudah aku lakukan selama ini"

Aku kembali terdiam. Pikiranku kembali ke orangtuaku. Mungkin mereka tak setuju sebab aku saat ini tak memiliki sesuatu untuk menikah. Tak mungkin aku bertumpu kembali pada mereka seperti waktu muda dulu. Mereka pensiunan saat ini. Tak akan ada biaya untuk menikahkanku.

"Apa yang kamu pikir Sam? Nggak usah mikir biaya. Minggu depan aku mau datang melamarmu. Aku yang melamarmu, Sam. Nggak usah malu, aku juga yang akan membiayai pernikahan ini. Aku mau bawa ibuku kesana. Ibuku juga pasti sangat gembira karena aku mau menikah"

Entah aku harus menjawab apa lagi. Aku benar-benar tak bisa berkata-kata. Ah Sania, aku mencintaimu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun