“ Aman, koq, “ kata putriku.
“ Ya sudah, “ kata ayahnya, “ Kalau begitu lihat- lihat kondisi saja. Hitung- hitung sendiri ya, mana kira- kira alternatif paling baik. “
Hmmm.
Kupahami apa yang dikatakan ayahnya pada putriku itu. Dasar bapak- bapak, he he.. pesan itu merubah pesanku yang jelas- jelas mengatakan ‘tunggu sampai terang’ menjadi ‘jika kau pikir itu lebih aman dan nyaman, kau bisa memilih opsi lain (daripada yang diminta ibu).Ha ha “
“ Kabari ya. Setelah sampai busnya, terus akhirnya gimana. Kalau bisa, tetap pilih nunggu sampai terang aja deehhh.. ” kataku akhirnya.
Putriku meng-iya.
Dan.. inilah yang kemudian terjadi..
***
Sejak putriku kuliah di luar negeri, aku memiliki jam ganda di telepon genggamku. Yang satu menunjukkan Waktu Indonesia Bagian Barat, yang satu lagi, menunjukkan waktu dimana putriku berdada.
Hari itu, kuperhatikan jam tersebut baik- baik.
Jam 4 pagi waktu di kota tempat putriku kuliah, jadwal dimana bus itu seharusnya sudah tiba.