Ayahnya mengatakan hal itu sambil tertawa. Aku sendiri paham betul, ayahnya bergurau. Walau menurutku, itu gurauan yang kebablasan. Dan feeling-ku ternyata benar. Sebab cah ayu yang sedang bergembira itu menanggapinya dengan serius.
“Ih Bapak,“ katanya, “Memangnya Bapak dulu pernah waktu lulus sekolah dapat ranking dua se-sekolah?“
Duh, gemasnya aku pada sang ayah. Ayahnya sendiri, saat itu, tanpa merubah raut mukanya sambil menyetir mobil menuju rumah kami dengan tenang menjawab, “Bapak waktu lulus SMA dulu lulusnya juara dua se-kotamadya, Nduk..“
Haduuuhhh, serius deh. Ini urusan juara-juaraan kedua kali yang menaruh kami pada posisi sulit. Yang pertama saat putriku beberapa tahun sebelumnya bertanya apakah aku pernah juara kelas saat SD, yang kedua kali, ya saat itu. Saat sang ayah dengan iseng membuka ‘rahasia’ bahwa dirinya lulus SMA sebagai juara dua se-Kotamadya.
Oh, aku tahu. Itu hal yang membanggakan. Tapi aku sendiri sungguh tak ingin putriku terbeban. Saat itu, putriku bahkan belum tahu, belum pernah kami beritahu, bahwa kakeknya, ayahku, konon dulu saat SMA juga diarak naik mobil terbuka keliling kotamadya sebab kakeknya juga juara dua se-kotamadya.
Sebab kembali lagi, pada dasarnya kami ingin dia berkembang sesuai dengan kemampuannya sendiri. Tidak semata karena kakeknya, ayah atau ibunya…
Nah, rumit kan, urusan juara-juaraan ini?
( Bersambung ke: http://www.kompasiana.com/rumahkayu/membangun-mental-juara-itu-lebih-penting-daripada-sekedar-menjadi-juara_57945bd886afbdd92cf4bf71 )
P.s. link terkait:
- http://www.kompasiana.com/rumahkayu/uniknya-anak-anak-aku-kapten-bagi-jiwaku-1_551fe333a333119841b65cdd
- http://www.kompasiana.com/rumahkayu/uniknya-anak-anak-aku-kapten-bagi-jiwaku-2_552c29fe6ea834c47b8b4573
- http://www.kompasiana.com/rumahkayu/dear-parents-dearest-s-pressure_551acfb4a33311e621b65a34
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H