Dua orang anak SMA, dan satu orang anak SMP, ya anak tengah kami itu. Ha ha.
Benar! Dia menjadi satu-satunya murid di SMP-nya yang naik angkot pulang dan pergi ke sekolah ketika itu. Dan sungguh, kami senang sekali bahwa sama sekali tak pernah terdengar keluhan dari dirinya tentang hal tersebut.
Ah, kami lega.
Senang sebab satu lagi falsafah dasar tentang cara hidup sederhana dan tak berlebihan ternyata bisa diserap dan dijalankan dengan baik oleh cah lanang anak tengah kami itu. Lega sebab bahkan dalam usia pubertas, saat ABG dimana 'menjadi berbeda dengan teman-teman' kadang-kadang merupakan suatu hal sulit dan tak tertanggungkan bagi mereka, anakku bisa melakukannya.
Kami sungguh berharap, apa yang kami ajarkan dan latihkan pada dirinya, akan berguna dan menjadi fondasi yang kokoh dalam perkembangan kepribadiannya selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H