Dan itulah pasal utamanya.
Itulah salah satu faham dasar dibalik "kenapa mesti jajan?" yang dulu kami ajarkan pada anak- anak saat mereka masih kecil.
Yaitu, tak perlu malu untuk melakukan sesuatu yang dianggap benar, walaupun hal itu berbeda dengan kebanyakan orang lain di sekitar kita.
Saat anak- anak duduk di bangku Sekolah Dasar, ada aturan di sekolahnya bahwa murid kelas 1 dan 2 SD dilarang membawa uang ke sekolah. Murid kelas 3 SD ke atas, diijinkan membawa uang dan jajan di kantin.
Lalu, suatu hari, saat anak sulungku kelas 2 SD, kudengar salah satu temannya nyeletuk, " Ih asyik, sebentar lagi kelas 3, boleh bawa uang jajan... "
Kalimat yang oleh teman- temannya ramai- ramai disahuti, " Iya ya... Asyik... Boleh jajan... "
Opppssss...
Saat kudengar itu, baru kusadari sepertinya ada yang keliru. "Boleh", rupanya oleh anak- anak itu diartikan sebagai "hak", dan dinanti- nanti.
***
Maka, beberapa bulan sebelum anak sulungku naik ke kelas 3 SD, sudah kumasukkan pemikiran itu ke kepalanya, " Nanti, walaupun sudah kelas 3, tetap bawa bekal dari rumah saja yaaa... Nggak usah jajan. Lebih bersih, enak juga kan ? "