Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenapa Mesti Jajan?

4 Oktober 2015   18:58 Diperbarui: 4 Oktober 2015   19:39 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebab sudah sering dibicarakan, saat anakku itu naik ke kelas 3 SD, tak ada lagi pertanyaan darinya ketika alih- alih uang saku, tetap bekal makan dan minum dalam kotak dan botol yang diperolehnya setiap hari.

Kebiasaan untuk membawa bekal makan dari rumah itu lalu menurun dari anak sulungku pada kedua adiknya.

Bukan hanya saat SD, tapi terbawa terus hingga mereka besar.

Sampai SMP, lalu SMA, dan kini ternyata juga, saat mahasiswa. Walau makin besar, makin sedikit teman- teman mereka yang membawa bekal dari rumah.

Padahal, kami juga melonggarkan sedikit demi sedikit aturan kami. Jika saat SD dulu anak- anak sama sekali tidak kami beri uang saku, demikian juga hanya uang sekedar cukup untuk uang transport yang kami berikan saat mereka SMP, waktu SMA, uang transport itu kami lebihkan sedikit, kalau- kalau mereka ingin atau perlu membeli sesuatu, termasuk makanan atau minuman.

Tetap saja, hampir tak pernah hal itu mereka lakukan sebab mereka memilih membawa makanan dan botol minum dari rumah.

Kini saat mereka sudah mahasiswa, kami cukupkan uang saku mereka. Sebab tentu saja kami paham, anak- anak remaja, kadangkala ingin pergi keluar dengan teman- temannya. Maka kami pastikan agar uang saku mereka, walau tak sangat berlimpah, pastilah juga tidak bisa dibilang mepet.

Yang terjadi, walau ada kelonggaran uang saku, kulihat anak- anakku itu, yang dibeli ternyata malah buku. Novel dan sebangsanya. Atau paling- paling, mereka pergi ke supermarket, membeli snack yang lalu... dimakan di rumah lagi sembari belajar atau nonton TV.

Sejujurnya, aku terharu, sekaligus senang, melihat mereka bersikap cukup sederhana seperti itu.

Hari gini, jadi remaja yang sederhana, tak semudah itu. Godaan banyak. Faham hedonisme digaungkan dan terlihat dimana- mana. Konsumerisme seperti sudah menjadi hal biasa.

Maka sungguh, aku senang melihat mereka bisa memilih gaya mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun