Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Strategi Guru Ketika Menghadapi Murid yang Unik

24 September 2015   12:40 Diperbarui: 24 September 2015   21:40 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nah, lho.

Jadilah akhirnya begitu, dia berangkat melenggang tak membawa apa- apa. Bikin deg-degan saja.

Di konser itu, si sulung, mudah diduga, memainkan lagu bagiannya dengan baik. Lalu, bagaimana dengan anak kedua ini?

Oh. Ha ha. Memang kadang-kadang, tingkah nyeleneh itu biarin aja deh. Anak seringkali bisa mengukur kemampuan dirinya sendiri. Sebab anak keduaku ini, tanpa buku musik sama sekali di depannya, ternyata juga bisa memainkan lagunya dengan baik.

Guru musiknya sendiri menceritakan pada kami soal perlu atau tidaknya buku musik itu dibuka saat sedang memainkan sebuah lagu memang beberapa kali menjadi bahan perdebatan dengan anakku yang (ketika itu) berusia enam setengah tahun.

Guru musik itu awalnya meminta anakku untuk selalu menaruh buku musik dengan not balok lagu yang akan dimainkannya di atas keyboard. Anakku tidak mau dan mengatakan, buat apa, dia kan sudah hafal lagunya. Gurunya bilang, orang kan kadang-kadang bisa lupa. Anakku menjawab lagi tapi buktinya selama itu kan dia tidak lupa. 

Guru musiknya belum menyerah, mencari alasan lain, katanya tetap tidak apa-apa, buka saja bukunya, sekalian agar makin pintar baca not balok. Alasan yang mungkin dia ambil sebab sudah tak tahu lagi mesti menjawab apa pada anakku. Dan konon anakku menjawab begini, "Kak, aku itu bisa baca not balok, makanya aku bisa main lagu ini. Kalau aku nggak bisa not balok, aku kan ngga bisa main lagunya "

Ha ha. Habislah alasan yang bisa diberikan. Lalu, sekali lagi, sebab tak lagi bisa menemukan alasan lain yang masuk akal, bocah kecil itu dibiarkan saja menggunakan caranya sendiri. Begitu dia mempelajari sebuah lagu dan jika menurutnya sendiri dia sudah tak perlu lagi membuka bukunya, anak tengahku diijinkan untuk mengistirahatkan buku itu oleh gurunya.

Duh, ada- ada saja deh memang, anak yang satu ini. Bikin orang pusing saja. Ha ha.

p.s. Anak yang kuceritakan di atas itu kini adalah mahasiswa fakultas teknik di sebuah PTN terkemuka. Terima kasih banyak untuk para guru sabar dan baik hati yang telah bersedia memahami dan membantu anak tengah yang unik ini...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun