Padaku, terutama.
Itu sebabnya di kemudian hari, sering kupatahkan segera komentar seseorang jika kubaca gelagat bahwa jika hal tersebut diperpanjang, maka bully-lah ujungnya nanti.
Karena, sudah cukup banyak aku mengalami itu.
Bullying itu.
Bully yang tanpa terduga, seakan merupakan satu paket dengan ketidaksengajaanku menjadi blogger...
*** [caption id="attachment_267706" align="aligncenter" width="550" caption="Stop Bullying. Gambar: dare.edublogs.org"]
Tanpa kusadari, sebuah komentarku di suatu blog populer (yang tadinya kumaksudkan sebagai satu- satunya komentar yang akan pernah kubuat) ternyata berujung pada bujukan untuk membuat blog sendiri, baik dari pemilik blog populer itu maupun sesudahnya, dari beberapa pembaca dan komentator lain.
Aku enggan, mulanya.
Waktu sengganggku tak banyak. I have a lot of things already in my plate.
Aku bukan orang yang biasa mengikuti trend pula, jadi walau mulai banyak yang melakukannya, aku tak serta merta tertarik untuk ikut membuat blog.
Jadi begini...