Kenanga dan Dee tertawa mendengar apa yang dikatakan Kinanti.
" Ya kalau orang lain memilih menggunakan barang- barang bermerk, aku... biarlah CV-ku saja yang 'bermerk', " kata Kenanga.
Dee tersenyum lagi.
Â
[caption id="attachment_269011" align="aligncenter" width="446" caption="Ilustrasi: kompasiana.com/rumahkayu"]
Apa yang dikatakan Kinanti itu benar. CV -- Curriculum Vitae -- Kenanga itu 'branded'. Kenanga selalu bekerja pada perusahaan terbaik dalam industri yang digelutinya. Perusahaan- perusahaan berkelas dunia yang selalu menjadi role model kemajuan dan penerapan management terbaik dari segi bisnis maupun perlakuan pada karyawannya. Perusahaan- perusahaan yang menjadi bahan survey untuk penerapan standar terbaik.
Kenanga memilih untuk membangun karir di tempat- tempat semacam itu, walau... -- ini bagian yang paling Dee sukai dari Kenanga. Yakni bahwa Kenanga tak pernah berubah. Dia tetap sederhana, sejauh apapun dia menaiki tangga karirnya, dia tak pernah berubah menjadi seseorang yang tampak glamour dan gemerlap.
Kartu namanya akan menunjukkan dengan jelas bahwa dia ada di jajaran eksekutif, di perusahaan berkelas dunia pula. Tapi penampilannya biasa- biasa saja.
Kenanga tidak lusuh, tentu saja. Tapi tak juga gemerlap. Dan dia tak pernah pula merasa bahwa karena posisinya dalam perusahaan cukup tinggi, maka dia harus pula makin meninggikan hak sepatunya. Apalagi mewajibkan diri memiliki sepatu ber-sol warna merah yang oleh sementara kalangan dimaknai sebagai tanda kelas sosial tertentu -- sebab sol merah dicikal bakali oleh sebuah merk sepatu yang mahaaalllllll sekali.
Â
[caption id="attachment_269012" align="aligncenter" width="427" caption="Ilustrasi: kompasiana.com/rumahkayu"]