Mereka terancam gagal umroh sebab birokrasi yang berbelit dan tak ramah...
NIAT untuk mengajak para asisten rumah tangga kami beribadah umroh mulai menemui tantangan.
Seperti jutaan orang desa berusia setengah baya lain, ketiga asisten rumah tangga kami tidak memiliki akte kelahiran.
Hal ini menjadi masalah sebab salah satu dokumen yang diminta saat pembuatan passport adalah akte kelahiran.
Sudah kami tanyakan beberapa kali ke dua kantor imigrasi yang berbeda kota ( karena satu asisten ikut di rumah orang tua kami yang berbeda kota dengan kami, dua lainnya bersama kami ) dan rupanya tidak ada cara lain, jika ingin membuat passport, maka akte kelahiran ini harus ada.
Kami sudah mencari alternatif apakah ada jenis surat perjalanan lain serupa passport yang bisa digunakan hanya sekali pakai saja yang ( siapa tahu ) syaratnya lebih mudah, dan tak membutuhkan akte kelahiran. Ternyata tak ada.
Maka, satu- satunya cara adalah membuat passport. Dan artinya, akte kelahiran itu wajib ada.
Nah, pada saat ini, baik para asisten rumah tangga kami maupun keluarga mereka di kampung, yang tadinya sungguh gembira mendengar ajakan untuk berangkat umroh, sudah sampai pada titik putus asa.
Sebab, begitu berliku jalan untuk mendapatkan surat yang menerangkan bahwa mereka pernah dilahirkan di dunia ini.
Inilah pengalaman yang terjadi...
[caption id="attachment_261199" align="aligncenter" width="479" caption="Gambar: ki.or.id"][/caption]