Luar biasa, memang. Apa yang diraih anak tersebut, tak bisa dipungkiri, cemerlang dan luar biasa.
Hanya saja, kudengar cerita di belakang layar yang sungguh memprihatinkan, yaitu bahkan saat dia baru duduk di kelas dua SMA saja, dia sudah beberapa kali melakukan upaya bunuh diri.
Ya, benar. B-u-n-u-h d-i-r-i.
: Lalu buat apa semua medali dan piala itu, jika hanya itu akhirnya yang terjadi? Jika semua itu harus ditebus dengan jiwa yang rapuh?
***
Oh jangan salah. Aku bukan sedang bicara tentang hidup bersantai- santai dan tak berusaha.
Tidak.
Aku tidak sedang bicara itu.
Aku hanya sedang bicara bahwa tak ada gunanya menjadi juara jika juara itu ada di kulit semata. Menjadi juara itu harus lengkap dengan memiliki mental juara. Tak ada gunanya menjadi juara jika mental juara itu tak dimiliki.
Kegigihan, pantang menyerah, dan meraih semuanya dengan integritas yang baik serta jujur, ditambah dengan bahwa semua itu dilakukan dengan riang gembira merupakan hal yang menurutku sangat penting dimiliki oleh para juara.
Untuk apa jadi juara jika semata tekanan mental yang diperoleh? Untuk apa jadi juara jika demi menjadi juara itu kita harus melakukan kecurangan?