Itu mimpi yang telah kusimpan bertahun- tahun.
Lalu, setahun terakhir, setelah mendengar keinginan Bapak untuk umrah, mimpi itu bertambah lagi dengan keinginan untuk bisa mengantarkan Bapak dan Ibu umrah bersama dengan suami dan anak- anakku.
Tapi sebab tanah yang kami niatkan dijual untuk biaya umrah belum lagi terjual dan biaya umrahku bahkan dibayar oleh orang tuaku, tampaknya aku akan harus pergi sendiri, tidak dengan suami, apalagi anak- anakku.
Kukuatkan hatiku.
Aku percaya, Allah akan memutuskan yang terbaik bagi kami semua. Namun demikian, tak pernah kuputus doa- doaku.
Walau kemungkinan terwujud sangat kecil, terus kulantunkan doa itu dalam hati, setiap saat, setiap hari: Kumohon pada Allah agar mengijinkan aku mengantarkan orang tuaku berangkat umrah bersama suami dan anak- anakku.
Dan, memang, tak ada yang mustahil bagi Sang Pemilik Hidup.
Allah mengabulkan doaku di saat- saat terakhir menjelang keberangkatan, dengan cara yang — lagi-lagi — tak terduga…
p.s. bersambung lagi ya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H