" Habis kadang-kadang Mark ngeselin sih tante. Dia sering pinjam serutan aku ngga bilang. Padahal kan serutan itu kado dari kakak. Dia juga kadang-kadang suka mainin mainan yang aku ingin mainin. "
" Dipta pernah bikin Mark kesal juga ga? "
Pradipta diam lalu mengangguk pelan, " Iya Mark pernah kesal karena aku tinggal latihan karate. Biasanya berangkat bareng-bareng. "
" Terus kalau lagi kesal, Dipta dan Mark berantem diem-dieman? " aku bertanya. Pradipta mengangguk.
" Apa sekarang masih diem-dieman? "
" Ngga tante. Biasanya kalo aku lagi kesal, Mark telepon aku minta maaf, aku juga. Udah gitu kita temenan lagi. " Pradipta tersenyum.
Aku mengangguk sambil mengusap kepala si kecil rumahkayu itu. " Bagus dong. Kalo berantem apalagi dengan teman baik memang ngga boleh lama-lama. "
" Kenapa bunda dan papa berantem, Tante? "
" Wah Dipta, tante ga tahu. Tapi tante rasa seperti Dipta dan Mark, kadang-kadang orang dewasa seperti bunda dan papa juga suka saling kesal. Bunda kesal sama papa karena sesuatu atau papa kesal pada bunda karena sesuatu juga. Tapi diem-dieman ngga selalu berantem kok Dipta. Mungkin bunda sedang ada pikiran dan sibuk dengan pikirannya atau papa sedang sibuk bekerja dan belum sempat menemani bunda. "
" Apa bunda dan papa bakal berhenti diem-dieman tante? "
" Iya dong. Seperti Dipta dan Mark kalau misalnya bunda dan papa berantem pasti akan cepat bicara dan temanan lagi. Bunda dan papa pasti ngga berniat bikin Dipta sedih, jadi kalau mereka diem-dieman seperti tadi Dipta jangan sedih ya. Dipta bisa menghibur bunda atau papa supaya ngga diem-dieman lagi. "