* bagian ke-1 dari serangkaian tulisan *
Siang yang sejuk.
Aku mengetuk pelan pintu pagar rumahkayu. Si kecil, putra sulung mas Kuti dan mba Dee, sedang bermain sendiri di teras depan rumah." Siang Pradipta, " sapaku. Pradipta menoleh dan tersenyum. Ia berlari membukakan pintu pagar untukku. " Bunda ada? " Ia mengangguk, " Ada tante. Silahkan masuk, " katanya santun.
" Dipta bisa bawakan ini untuk bunda? Tante sedang buru-buru lagi memanggang kue," tanyaku menyerahkan satu kotak kangkung dan bumbu rujaknya.
" Bisa Tante, " jawabnya.
" Tolong bilang bunda ya. Tante minta maaf ngga mampir dulu. Mungkin besok saja. Terima kasih ya, Dipta, tante pulang dulu. "
Pradipta hanya diam seperti sedang berpikir. Aku urung melangkah pulang. "Ada apa Dipta?" tanyaku.
"Euu, apa aku boleh main di rumah tante?" tanyanya ragu.
Aku tersenyum, " Boleh dong. Tapi Dipta bilang bunda dulu ya sekalian bawa kotak ini ke dalam. "
Pradipta tersenyum sambil berlari ke dalam rumah. Tidak lama ia keluar menggandeng ibunya. " Kata bunda boleh, Tante. "
" Hes, ya ampun. Terima kasih ya rujaknya. Ini Pradipta katanya mau main di rumah gapapa? " Tanya mba Dee sambil berjalan mendekat. Pradipta sibuk mencari sendalnya.