Kiat kami: simpan saja semua itu untuk diri sendiri. Kalau bisa, malah jangan stress sama sekali. Kalau toh tetap stress juga, ya itu tadi: jangan tunjukkan pada anak.
Anak butuh ketenangan, dan rasa percaya diri saat menghadapi ujian.
Dan sikap orang tua yang juga tenang, serta menunjukkan kepercayaan bahwa anaknya akan bisa melampaui ujian dengan baik akan sangat membantu anak untuk bisa bersikap serupa.
Kewajaran sikap orang tua, juga akan sangat membantu.
Kuperhatikan bahwa ada banyak orang tua dari anak cerdas yang panik sendiri. Membuat tekanan pada anaknya menjadi bertambah.
Salah satunya, urusan menjadi juara, dan akan masuk sekolah mana anaknya nanti.
Jangan paksa anak menjadi juara ( apalagi jika anak tidak siap, apalagi dengan cara curang )
Aku pernah merasa sungguh kasihan pada teman anakku. Juara kelas sejak kelas satu. Yang ternyata adalah 'juara karbitan'.
Anak itu dijejali pikiran 'harus jadi juara'. Tindakan orang tuanyapun menunjukkan itu. Dia nyaris tak punya waktu bermain. Mendapatkan jam pelajaran tambahan di berbagai tempat yang berbeda, dari Senin hingga Minggu.
Ya ampun.
Belum lagi, rupanya tugas- tugas anak itu bukan hanya dikerjakan sendiri, tapi secara harfiah orang tuanya -- terutama ibunya -- juga ikut sekolah. Pekerjaan rumah, termasuk prakarya, dikerjakan dengan bantuan ibunya.