" Paling sedikit, dia aman dulu bulan ini, " kataku, " Bulan depan kalau beasiswanya nggak turun juga, kasih tau ibu lagi ya. "
" Iya, " jawab anakku.
***
Aku merenung.
Dan sedih.
Kubayangkan anak- anak itu. Menurut anakku, teman- temannya penerima Bidikmisi itu memang pintar- pintar. Nilai yang mereka peroleh di kampus cemelang.
Dan mereka hidup prihatin.
" Nggak pernah main, nggak pernah jalan- jalan, " kata anakku. Mudah dipahami, mereka tentu harus menghemat uang saku yang memang tak berlebih itu. Tak cukup ruang dari uang saku itu untuk bisa jalan- jalan atau main.
Mereka juga memang biasa berpuasa, selain untuk beribadah, juga untuk mengatur agar jatah uang makan mereka tak cepat habis.
" Maka, " anakku tersenyum ketika menceritakan hal ini, " Mereka itu senang sekali kalau ada acara di kampus yang ada pembagian nasi kotaknya, bu, soalnya makan gratis. "
Dan ah...