Kejadian itu bukan sekali dua kali. Sering sekali adikku melakukan hal tersebut. Sebab... 'teman yang sudah tidak makan beberapa hari' itu rupanya tak hanya satu. Ada beberapa temannya yang seperti itu. Maka jika dia tahu kondisi itu, teman- temannya itu secara bergantian diajaknya main ke rumah agar bisa ikut makan di rumah.
Maka aku tahu pasti, Ibuku, yang disebut "yangti" oleh anakku, tak akan keberatan jika anakku yang kini tinggal di rumah ibuku semenjak dia kuliah, juga mengajak temannya untuk ikut makan di rumah karena kejadian serupa seperti yang dihadapi teman- teman adikku dulu. Walau sejujurnya, aku sendiri tak menduga, situasi semacam itu masih juga dihadapi oleh beberapa mahasiswa dari kampus yang terkenal itu saat ini.
***
Kugali cerita lebih jauh.
Anakku mengatakan, bahwa bukan hanya sekali ini saja dana Bidikmisi itu terlambat diterima oleh temannya.
" Kadang telatnya sampai beberapa bulan, " kata anakku. " Kalau lagi telat begitu, temanku ini suka susah jadinya. "
Waduh.
Menurut anakku berdasarkan cerita temannya, nanti setelah terlambat beberapa bulan, dana itu memang turun juga, dirapel, diterima sekaligus, dan bisa dia gunakan untuk beberapa bulan ke depan.
Tapi lalu nanti terlambat lagi beberapa bulan.
Aku prihatin sekali. Artinya, pengaturannya tak menentu.
Kukirimkan melalui anakku sejumlah uang yang kutahu merupakan jumlah uang bulanan yang seharusnya diterima teman baik anakku itu dari Bidikmisi.