Kubalikkan badanku. Tak lagi kuperhatikan mereka.
***
Ada beberapa hal lagi yang mengganggu hatiku di hari- hari pertama perjalanan haji kami. Saat kami di Madinah dan hari-hari pertama masuk Mekah.
Orang memang datang ke sini dengan membawa sifat dan kebiasaannya sendiri-sendiri. Yang mungkin tak sesuai dengan pemikiran kita.
[caption id="attachment_344578" align="alignnone" width="640" caption="Masjid Nabawi di sekitar waktu shalat (dok. Rumah Kayu)"]
Urusan foto-foto saja bisa bikin jengkel. Sebab satu orang dengan yang lain menaruh kepentingan foto dalam skala yang berbeda.
Aku, misalnya, tak terlalu perduli dengan foto- foto. Sekedarnya saja. Aku tidak anti tapi tak pula akan ngebela-belain urusan foto. Sementara ada orang lain dalam rombongan yang selalu sibuk dengan pose foto termasuk meminta orang lain untuk juga berpose dalam sikap foto yang dikehendakinya. Biar fotonya bagus.
Penting baginya, nggak penting banget bagiku. Walau oh..mungkin bisa jadi juga penting jika salah satu dari kami nanti jadi calon presiden dan lawan politik menyebarkan kampanye hitam bahwa sang calon presiden hajinya palsu, ya..hehehe.
[caption id="attachment_344579" align="alignnone" width="640" caption=" penuh padat di Masjid Nabawi (dok. Rumah Kayu)"]
Anyway, suatu hari dalam kelelahan yang sangat seusai umrah segera setelah perjalanan panjang hampir dua belas jam dari Madinah ke Mekah, aku yang lega sekali atas lancarnya umrah sudah segera ingin kembali ke kamar hotel dan berbaring.
Sementara ada teman serombongan yang sibuk mengatur pose foto dan bahkan rela mendorong orang agar sudut foto yang diinginkannya bisa diambil.