Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Sabar Itu Memang Tidak Mudah [Sebuah Refleksi dari Perjalanan Haji]

27 September 2014   03:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:20 1123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pintu lift terbuka dan suamiku, yang tentu saja mengenalku dengan sangat baik dan sudah bisa menghitung bahwa jika tidak dicegah, satu saja tingkah aneh lagi dari orang yang sama sudah cukup untuk membuatku meledak marah pada orang tersebut.

" Sudah D.. " bisik suamiku.

Tepat pada waktunya. Sebab sedetik kemudian bapak-bapak tadi lewat di sampingku dan menyalip menerobos barisan orang sambil bernyanyi-nyanyi, " Ayo kita ke masjid..ayo kita ke masjid..sudah hampir terlambat ini... "

Wong gendheng, gumamku pelan. Suamiku menggenggam tanganku, memperlambat langkah. Kupahami maksudnya, dia berusaha membuat jarak antara bapak- bapak tadi denganku makin jauh. Sebab batas kesabaranku sudah habis.

Aku berterimakasih atas sikap suamiku, mencegah keributan yang tak perlu. Walau jengkelku pada tingkah Bapak- bapak itu baru hilang beberapa jam kemudian.

***

Ada banyak hal 'aneh' yang kutemui.

Suatu hari aku sedang duduk menanti waktu shalat tiba, di halaman masjid Nabawi yang saat itu sudah dipenuhi jamaah. Duduk menghadap ke muka, ke arah kiblat, beberapa menit kemudian aku menoleh sebab ada suara ribut-ribut di belakangku.

Ada tiga perempuan dengan umur beragam di situ. Satu yang paling muda memegang sebuah gelas dan dua buah botol. Dia berkata, "Tidak cukup tangannya, tidak bisa pegang."

Kupahami segera situasinya. Dia hendak mengambil air zamzam yang memang ada banyak tersedia di sekitar situ, dan seorang ibu tua yang duduk di sampingnya memintanya untuk sekalian mengisikan botol ibu tua itu.

Lalu sebab perempuan muda itu mengatakan tangannya tak bisa memegang jika ditambah satu botol lagi, maka ibu-ibu tua itu mengeluarkan sebuah kantong kresek dari tasnya dan berkata, "Pakai ini saja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun