Saat baru kumulai shalatku, seorang askar (polisi) perempuan Arab mendekat. Dia berdiri di depanku.
Para askar perempuan ini biasanya galak- galak. Tapi aku tak merasa melakukan kesalahan atau pelanggaran apapun maka kuteruskan saja shalatku walau dia berdiri dekat sekali di mukaku.
Belakangan baru kusadari, askar yang satu ini bukan saja tidak galak padaku tapi dia seperti ada di situ untuk menjagaiku. Sebab saat aku shalat, sempat ada orang hendak melintas di depanku dan askar itu  melarang orang tersebut. Dimintanya orang itu berputar ke belakangku sebab aku sedang shalat. Askar itu seperti memberikan ruang bebas bagiku untuk mendirikan shalat tanpa diganggu orang yang lalu lalang.
Kuselesaikan shalat dua rakaatku di dekat askar itu lalu bergeser sebab gelombang orang masuk dan mencari tempat di dalam terasa. Kukuti saja gelombang itu. Tak kulawan sama sekali arus yang datang, sebab kutahu kondisi fisikku tak memungkinkan untuk itu.
Kutemukan lagi tempat kosong. Segera kudirikan lagi shalat.
Lalu...
Kusadari lagi kemudian bahwa seseorang (yang tak kukenal), menjagaiku. Aku tak tahu, mulanya dia ada di situ sebetulnya sedang menjagai siapa. Tapi yang terjadi selama aku shalat adalah dia ada di samping depanku, menjagaiku dan meminta semua orang yang hendak melintas di depanku untuk tak melakukan hal itu.
Orang itu jamaah haji juga, orang Indonesia. Dia berulangkali mengatakan pada beberapa orang yang hendak lewat di depanku, " Jangan, dia lagi shalat, " katanya sambil menunjukku. Orang- orang menuruti larangannya dan tak seorangpun melintas di depanku.
Usai shalat dua rakaat, aku bergeser lagi. Kali ini ke arah pintu keluar.
Menjelang keluar itu, kutemukan lagi tempat lowong. Maka kudirikan lagi shalat disitu.
Saat aku sedang shalat itu, seseorang, aku tak tahu jamaah haji dari negara mana tapi dia berkulit putih dan tubuhnya tinggi besar, menabrakku dari samping kiri. Cukup keras hingga tubuhku terguncang.