Seperti biasa, kupasrahkan saja apa yang akan terjadi pada Dia Yang Maha Mengatur. Apapun yang menjadi kehendakNya, terjadilah. Aku tentu saja mengharapkan yang terbaik, tapi jika bukan rejekiku untuk bisa masuk kembali kesana atau jika bisa masuk tapi terlalu padat hingga tak bisa shalat, akan kuterima saja situasi itu.
Yang terjadi...
Aku hampir tak percaya.
Entah bagaimana, ketika datang, aku bisa melenggang masuk sampai langsung bisa duduk di mulut pintu masuk ke Raudhah.
Jamaah banyak sekali disana, tapi aku tak terhalang atau terhambat sama sekali. Begitu tiba, aku langsung bisa duduk hampir di barisan terdepan jamaah yang hendak masuk.
Maka tak perlu waktu lama bagiku untuk bisa mendapatkan giliran masuk ke dalam Raudhah.
Tak seorangpun di sekitarku yang kukenal.
Walau sudah membaik, tapi aku masih agak demam dan lemas ketika itu. Maka kemudahan dan kelonggaran yang kutemukan itu amat kusyukuri. Sebab dalam kondisi demam dan lemas, aku tak akan kuat jika harus berdesak, berjejal atau mengantri terlalu lama.
Lalu giliran kami untuk masuk tiba.
Dan sekali lagi, Dia menununjukkan KuasaNya.
Masuk ke dalam, aku segera mendapatkan tempat cukup untuk shalat.