Dari fungsi di atas sangat jelas bahwa ahli-ahli pertanian atau para peneliti lah yang bertanggungjawab mengelola ini. Mereka harus mengembangkan dan menerapkan teknologi agar ketiga variabel dalam fungsi tersebut dapat berada pada posisi optimal sehingga produksi pertanian dapat terjadi secara optimal dan berkelanjutan.
Jadi jangan salah, bukan kewajiban anggota TNI-POLRI untuk nyangkul di sawah. Kewajiban mereka adalah bagaimana pertanian sebagai suatu sistem dapat berjalan dengan baik dan lancar; dimana bagi mereka ini pun merupakan bagian dari program pembinaan territorial sebagai salah satu tugas pokok mereka.
Semua butuh waktu
Tidak ada keberhasilan besar diperoleh dalam waktu singkat dan cepat. Apalagi dalam bidang pertanian, dimana di dalamnya ada proses menanam dan memelihara. Walaupun sudah fokus, konsisten dan persisten, namun tetap saja kita semua butuh waktu untuk mengembangkan pertanian agar sukses. Apalagi program besar seperti food estate.
Sayangnya, berdasarkan pengalaman saya pribadi, waktu yang dibutuhkan pun tidak sebentar. Pandanglah ini sebagai suatu contoh, dalam bidang pertanian saya telah menemukan 2 teknologi ber"paten" yang keduanya merupakan satu-satunya teknologi di dunia saat ini, dimana salah satunya, patennya pun diberikan oleh Pemerintah USA.
Teknologi pertama adalah teknologi pembentukan nutrisi esensial berdasarkan proses pembentukan nutrisi esensial di dalam laut (Paten ID No. P0031990). Untuk teknologi ini saya membutuhkan waktu 13 tahun (1993-2006) untuk meneliti sampai menemukannya.
Teknologi kedua adalah teknologi produksi pupuk dari batubara, dimana nama teknologinya sendiri adalah teknologi aktivasi unsur hara (Paten ID No. P000055772, Paten USA No. US 10,683,243 -- tahun 2020 dan Reg. China Gov. Â No. 55031310 as CARBONTILIZER). Untuk teknologi ini saya membutuhkan waktu 7 tahun (2009-2016), dimana pembuktiannya sendiri dilakukan pada berbagai iklim (benua) yang berbeda, tidak hanya di Indonesia, tetapi di USA sendiri, di Zimbabwe dan di Nigeria.
Contoh lain bahwa pengembangan pertanian yang sukses butuh waktu lama adalah pada proyek penanaman gurun di Tiongkok, dimana melalui Three-North Shelterbelt Forest Program (TSFP) pada akhir tahun 2020 mereka telah berhasil menghijaukan 31,74 juta hektar gurun.
Saat ini kita melihat mereka telah berhasil, namun mari kita lihat dari kapan mereka mulai? Walaupun pencanangan program besarnya dilakukan pada tahun 1979, namun rakyat Tiongkok telah memulai penanaman gurun sekira tahun 1950-an. Jadi sudah lebih dari 70 tahun, baru kita melihat mereka berhasil.
Dari 2 contoh di atas, kita semua dapat belajar bahwa untuk mencapai produksi pertanian yang sukses dibutuhkan waktu yang tidak sebentar; disamping tentunya harus fokus, konsisten dan persisten.
Selanjutnya, bagaimana dengan food estate? Pertama, ukuran keberhasilan food estate jangan dibatasi waktu yang singkat, apalagi periode kepemimpinan seorang presiden, namun program ini harus merupakan program berkelanjutan. Kedua, keberadaan food estate dalam skala luas harus dibuat dalam satu Undang-Undang, tidak cukup hanya keputusan presiden atau penetapannya sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Hal ini dimaksudkan agar ketika terjadi pergantian kepemimpinan, food estate tetap berlanjut.