Anda penggemar gudeg?Â
Sama. Saya juga salah seorang penggemar makanan khas Yogyakarta ini.Â
Di Jakarta, saya sering mengutamakan untuk makan dengan dengan makanan ini ketimbang makanan lainnya di "Gudeg Jogja" langganan.
Saya bahkan sudah akrab dengan ibu penjual gudeg yang berasal dari Yogyakarta. Paling murah, sebungkus gudeg yang berisi krecek, tempe atau tahu bacem, telor atau ayam, ditambah sedikit sambal dan nasi dijual seharga Rp 14.000.
Mbah Lindu membuka gudegnya mulai pukul 5 pagi sampai sekitar pukul 10 siang.
Anda pernah mencicipi gudeg beliau?
Selama berabad-abad tangan Mbah Lindu mengambil telor, tempe, atau tahu bahan-bahan gudeg dan dengan sigap Mbah Lindu membungkusnya menggunakan sepincuk daun pisang. Ditambah seporsi nasi.
Apabila pembeli tidak ingin nasi, ada juga pilihan bubur.
Dalam memasak lauk-pauk dan gudeg Mbah Lindu melakukannya sendiri secara tradisional dengan menggunakan kayu bakar, dengan dibantu oleh salah seorang anak perempuannya.
Jika lauk pauk sudah matang, maka masakan itu dibiarkannya semalaman agar benar-benar matang.
Mbah Lindu sudah mulai berjualan masakan ini sejak jaman Jepang, yaitu pada tahun 1942.