Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibarat Bayi yang Baru Lahir, Kita Fitri Lagi

5 Juni 2019   06:00 Diperbarui: 5 Juni 2019   07:51 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan untuk berpesta-pesta

Yang penting maaf lahir batinnya

Makna lebih mendalam dari Idul Fitri adalah hari kemenangan, setelah umat menjalani ibadah sebulan penuh, menahan lapar dan dahaga. Sehingga tibalah ibadahnya diterima, serta dosanya diampuni.

Lalu, bagaimanakah makna Idul Fitri itu sesungguhnya?

Mudik, lalu mengunjungi orangtua, handai taulan, dan sanak keluarga. Begitu tradisi Lebaran setiap kali hadir.

Dosen Institut PTIQ Jakarta, Dr. Nur Rofiah Bil Uzm mengatakan Idul Fitri dari segi bahasa berarti tidak berpuasa lagi atau kembali berbuka.

Selama bulan Ramadan, kita digembleng secara lahir dan mentalitas. 

Lahir, kita berlatih menahan lapar, dahaga, serta hawa nafsu seksual sepanjang hari.

Mental, kita dilatih untuk menghindari segala sesuatu dari bentuk kesenangan duniawi.

"Apabila penggemblengan selama sebulan penuh ini berhasil, maka kita berhasil menjaga diri, bukan saja terhadap yang haram, tapi kepada yang halal pun kita mampu menjaga jarak," terang Nur.

Inilah mental yang sangat diperlukan untuk kita menjalani hidup sesuai dengan jati diri kita sebagai manusia. Sebagai makhluk Tuhan, kita mengabdi dan menjadi hamba hanya kepadaNya. Tidak mengabdi kepada libido, kekuasaan, atau pun harta benda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun