Begitu mendengar kata Idul Fitri, langsung pikiran kita terlintas pada hari kemenangan. Memakai baju baru, mobil baru, sepatu baru, barang-barang baru, hingga kemacetan lalulintas diakibatkan karena mudik, atau pulang kampung.
Dea Ananda cilik melantunkan lagu "Baju Baru"
Baju baru Alhamdulillah
Tuk dipakai di Hari Raya
Tak punya pun tak apa-apa
Masih ada baju yang lama
Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Mi'raj Islamic News Agency, mengulas bahwa Lebaran atau Idul Fitri kerap diidentikkan dengan segala sesuatu yang baru. Terutama baju baru, pakaian baru, juga sepatu/sandal baru. Anak-anak pun bergembira dibelikan orangtua baju dan pakaian baru dengan corak yang menarik dan warna-warni.
Itulah memang telah menjadi salah satu ciri dari suasana Idul Fitri, hari dimana kita sebagai dewasa menjadi lahir kembali, seperti seorang bayi yang baru lahir ke dunia. Suci, bersih, tiada bernoda.
Tapi keinginan berlebaran dengan segala sesuatu yang baru, serta merta tidak harus memaksakan untuk membeli pakaian baru. Yang biasanya semakin intensif, umat Muslim berkeliling dari mal ke mal, atau dari satu pasar ke pasar untuk membeli baju baru, yang memang sudah ditargetkan dari THR yang diterima.
Apalagi seminggu sebelum Hari Raya, semakin ramai mereka mengunjungi tempat-tempat penjualan baju baru untuk membeli baik bagi dirinya ataupun anak-anak dan keluarganya.
Hari Raya Idul Fitri