2. Bercerita dan mengarang
Penggunaan imajinasi pada saat bercerita membutuhkan kerja otak kanan. Namun, kegiatan mengarang juga membutuhkan kerjasama kedua sisi otak, untuk penggabungan cara pandang yang meluas dan menyempit, melihat persamaan dan perbedaan, atau menggunakan variasi pola pikir global dan mendetail.Â
    3. Pantomim
Memahami arti gerakan dari pantomim akan merangsang kemampuan berbahasa pragmatis. Ini diolah di otak kanan, karena kita perlu memahami makna dibalik gerakan badan, tangan, kaki, kepala, juga mata.
   4. Musik
Menurut Dennison, di dalam musik ada nada yang diolah dalam otak kanan, dan ritme yang diolah di otak kiri. Dengan bermusik, kita menyatukan kedua belahan otak untuk bekerja bersama.
   5. Imajinasi visual
Latihan yang paling mudah untuk menggeser kemampuan otak menurut Sidiarto adalah dengan memikirkan fungsi lain yang tidak biasa, dari sebuah benda yang kita lihat. Misalnya, ketika kita melihat sebuah raket, carilah fungsi selain untuk memukul bola.
Lebih baik jika dilakukan sejak dini
Latihan-latihan yang diberikan oleh Sidiarto sangat perlu untuk membangun fleksibilitas kita yang sudah "terlanjur" cenderung menggunakan otak sebelah kiri dan kehidupan sehari-hari.
Tentu saja, pembelajaran dengan integrasi otak ini akan lebih baik jika dilakukan sejak dini. "Pakailah momentum ketika otak tumbuh sangat cepat, yaitu sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun," saran Sidiarto. Stimulasi yang disarankan Sidiarto pun tidak sulit dilakukan, misalnya dengan mengayun untuk menstimulasi keseimbangan anak (gerakan ini pun baik dilakukan saat bayi masih dalam kandungan, atau memberikan stimulasi terhadap indera pendengaran, lewat berbagai macam bunyi dan suara), merangsang indera perasa dengan sentuhan dan dekapan, dan sebagainya.