Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

pelangidipagihari.blogspot.com seindahcahayarembulan.blogspot.com sinarigelap.blogspot.com eaglebirds.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa Gunanya Koran?

26 Juli 2017   09:30 Diperbarui: 26 Juli 2017   17:58 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu kelemahan sistem pembelajaran yang mengutamakan pengembangan otak sebelah kiri adalah kurangnya kreativitas. Seperti yang dikatakan Eden, "Kebanyakan anak-anak memiliki kreativitas tinggi (yang diatur oleh otak kanan) sebelum mereka masuk sekolah. Hanya 10% dari anak-anak ini yang tingkat kreativitasnya tetap sama pada usia 7 tahun, dan ketika telah dewasa, hanya 2% yang tetap memiliki tingkat kreativitas tinggi."

Tak hanya hilangnya kreativitas, Sidiarto juga menyoroti meningkatnya kekerasan yang dilakukan anak sebagai salah satu metode pembelajaran yang mengutamakan pengembangan otak kiri. "Pendidikan seharusnya memperhatikan juga pembentukan watak, yang sayangnya ada di otak kanan," tegasnya.

Menyeimbangkan fungsi otak dengan brain gym

Dr Paul E. Dennison, pencipta Brain Gym, menambahkan, pembelajaran yang memberi bobot berlebih pada otak kiri ini bisa membuat orang menjadi stres. "Bahkan musik pun tak sempat lagi mereka nikmati, karena sibuk menganalisa." Tak hanya itu, metode pembelajaran ini juga akan menciptakan orang yang cenderung berkompetisi, memikirkan segala sesuatu dari sisi menang dan kalah. Akibatnya, ketika menghadapi sesuatu, mereka hanya punya dua pilihan, yaitu menghadapi masalah atau lari.

"Kalau pembelajaran memberi bobot pada otak sebelah kanan, yang memperhatikan aspek seni, musik, dan bermain; belajar menjadi sesuatu yang menyenangkan, dan hal-hal baru bisa diterima secara terbuka," kata Dennison. Namun, Dennison mengingatkan, masalah dalam penggunaan otak bukan menyeimbangkan sisi kiri-kanan saja, tetapi juga otak depan-belakang, dan atas-bawah. Ketiganya memiliki dimensi penting dalam kehidupan, yaitu: dimensi lateral (otak kanan-kiri) yang berfungsi dalam komunikasi, dimensi fokus (koordinasi sistem otak depan-belakang) yang mempengaruhi cara berekspresi dalam kehidupan, dan dimensi pemusatan (sistem otak atas-bawah) yang menuntun kita untuk berada dalam energi perasaan, kebijaksanaan, dan inteligensi. 

Dennison dalam bukunya Brain Gym and Me mengatakan bahwa brain gym menawarkan alat praktis untuk menyatukan kombinasi yang unik dari ketiga dimensi ini. Brain gym terdiri dari 26 gerak sederhana yang dapat menarik keluar potensi dalam tubuh dengan meningkatkan kerja otak sehingga memudahkan kita dalam melakukan kegiatan dan menghadapi tuntutan sehari-hari.

Menurut Dennison, salah satu gerakan ideal untuk melakukan integrasi otak adalah gerakan menyilang karena menuntut koordinasi dari otak kanan dan otak kiri untuk bekerja dalam gerakan yang ritmis. Caranya: dalam posisi duduk, angkat tangan kanan dan kaki kiri Anda secara serentak, dan dengan ringan, ketukkan lengan kanan ke lutut kiri Anda. Kembalikan tangan dan kaki ke posisi istirahat, lalu lakukan gerakan yang sama untuk tangan kiri dan kaki kanan. Lakukan gerakan ini berulang-ulang selama sekitar 1 menit.

Mengintegrasikan otak lewat latihan sederhana

Selain lewat gerakan brain gym, Sidiarto menawarkan beberapa latihan yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan kedua belahan otak. "Setiap orang memang memiliki kecenderungan untuk lebih dominan pada salah satu sisi otak, tetapi dengan pembelajaran dan pelatihan tertentu, kita bisa memindahkan fungsi otak dari kiri ke kanan, atau bahkan menggabungkan keduanya," kata Sidiarto, "jika integrasi otak kanan dan kiri ini kita kembangkan secara optimal, kita akan menjadi orang yang holistik, intuitif, dan memiliki fleksibilitas tinggi."

Berikut ini beberapa latihan untuk integrasi otak.

  1. Mengenali wajah dan emosi

Karena kemampuannya untuk menangkap yang kita lihat, otak kanan memiliki peran penting untuk mengenali perubahan-perubahan ekspresi wajah, seperti: sedih, senang, marah, heran, terkejut, dan sebagainya. Jika kemampuan ini terasah, kita mampu menjalin hubungan sosial dengan baik, bersimpati, dan berempati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun